Kisah ini bermula dari tempat kos di belakang rumah ...
Dua diantara penghuni kamar kos kuketahui di kemudian hari bahwa mereka adalah "anak malam". Beberapa orang yang kuanggap lebih pandai dalam menafsir Qur'an dan Hadist memberikan berbagai jawaban. Ada yang memberi jawaban bahwa uang yang kuterima dari mereka adalah "haram" dan secara langsung atau tidak langsung akan ber "efek" buruk pada keluarga. Tetapi ada pula yang memberi nasehat bahwa selaku manusia, kita tidak berhak untuk mengadili sesama manusia, dan menambahkan bahwa apakah dengan "menolak" akan menyadarkan mereka??
Bismillahirrahmaanirrahim .... kuturuti kata hati. Aku mempunyai pendapat yang sama dengan pendapat kedua.
Waktu terus berjalan. Aku tidak ingin menilai seseorang. Aku hanya berusaha untuk meraih "mereka", mensejajarkan mereka sama dengan penghuni kos yang lain. Pada saat "mereka" mempunyai masalah dan sharing, aku berusaha mendengar, kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menyutikkan hal-hal positif (teori jarum suntik di ranah ilmu komunikasi), tanpa harus menggurui seolah-olah aku adalah yang paling benar. Aku masih ingat ;
“Sumber malapetaka terbesar adalah sikap sombong. Pangkal kesombongan adalah menerima anugerah ALLAH berupa ILMU, HARTA dan KEKUASAAN, tetapi tdk bersyukur. Maka dampingilah rasa syukurmu terhadap nikmat ALLAH dengan perasaan takut akan dicabutnya nikmat-nikmat ALLAH. Bila rasa takut itu telah menyatu dalam hatimu, maka tidak ada ruang lagi bagi hatimu untuk berbangga atas pujian-pujian manusia yang merupakan bibit dari kesombongan.”
Tidak mudah memang. Tanpa pertolongan dan RidhoNya, mungkin hal ini tidak akan terjadi.
Bulan lalu, satu diantara mereka kembali ke desa setelah membeli sawah, sapi dan kambing (SUBHANALLAH). Akhirnya jalan lurus yang dia pilih (dan aku tetap berdoa semoga jalan ini yang tetap ia pilih).
Bulan ini, giliran yang "satu" lagi (ALLAHU AKBAR). Dia terinspirasi oleh bisnis restauran dan laundry aku. Alhamdulillah .... (dan kembali aku berdoa semoga jalan ini yang tetap ia pilih).
Satu yang pasti bahwa hal ini tidaklah instan dan butuh proses.
Sahabat Menasehati : "Sesungguhnya kedudukan mulia dihadapan manusia yg kita raih saat ini BUKANLAH karena kemuliaan kita TAPI semua terjadi karena Allah Ta'ala masih berkenan MENUTUPI AIB-AIB kita… ALLAHUAKBAR!!!”
No comments:
Post a Comment