Monday, 16 April 2012

Mensiasati Mahalnya Hidup Di Denmark

  Seperti negara-negara pada umumnya di Skandinavia, Denmark juga termasuk salah satu negara yang termahal dalam living cost-nya di dunia. Belum bisa membayangkan, seberapa mahalnya sehingga masuk dalam kategori "ter". Pertama kali datang ke Denmark, beberapa orang Indonesia yang tinggal di Denmark mengatakan, "Jangan mengkonversi harga barang ke rupiah. pasti semua harga menjadi enggak logis ...."
  Jika anda termasuk orang yang baru tinggal di Denmark, rasa untuk mengkonversi harga selalu muncul. Bahkan untuk barang-barang termurahpun. Tempe yang di Indonesia hanya Rp. 2.000, di Denmark dijual dengan harga 16 Kr atau setara dengan Rp. 32.000. 
   Menurut informasi teman, tempe ini dipasok dari negeri Belanda, juga buat beberapa negara seperti Jerman dan Norwegia. Belum lagi kalau sudah membayangkan tumis kangkung, alamak .... di Denmark, satu untai kangkung yang biasanya di supermarket Carrefour dibandrol cuman Rp. 500, di Denmark dibandrol dengan harga 22 Kr (setara dengan Rp. 44.000). Mahalnya harga-harga di Denmark bisa jadi karena besarnya pajak yang diterapkan pemerintah setempat.
   Kupikir, kalau harus bertahan dengan gaya makanan khas Asia, bisa runyam. Beberapa minggu setelah penyesuaian, barulah jalan ke arah penghematan terbuka. Denmark boleh jadi merupakan salah satu negara termahal di dunia. Tetapi bukan berarti tidak ada cara untuk mensiasatinya. Dalam pokem "sederhana itu indah" atau hukum wajib untuk bisa bertahan hidup di Denmark, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, diantaranya adalah :
  • Di setiap akhir pekan (hari jum'at), setiap rumah dan apartment di Denmark akan dikirimi berbagai majalah komersil dari beberapa toko, mall, dan mini market. Gratis! Nah, dari daftar list tersebut kita bisa membandingkan yang mana harga "termurah". Masukkan ke dalam list belanjaan anda. Seperti misalnya harga tepung terigu. Bila harga normalnya ada yang mematok 12 Kr atau setara dengan Rp. 24.000 per 2 kg, jika ada program TILBUD (harga murah), salah satu toko akan membandrol hanya dengan harga 5 Kr (Rp. 10.000). Harga ini bahkan lebih murah jika dibandingkan dengan harga di Indonesia). Tidak hanya tepung saja, biasanya juga ada beras yang dijual dengan harga miring. Hanya meluangkan sedikit waktu untuk mencari harga-harga termurah buat barang-barang kebutuhan anda.
  • Cara lain, untuk kebutuhan sandang, anda bisa memilih alternatif pergi ke Genbrug (toko barang-barang bekas). Di Denmark pasti ada, tinggal mencari toko yang bertulis "Genbrug". Ada banyak barang disediakan di toko ini. Mulai berbagai macam furniture, perabot rumah tangga, barang pecah belah, sepatu, baju-baju, jaket, buku, dan lain-lain. Alamak, harganya sangat fantastik. Dan jangan kuatir, barangnya orang Denmark masih bagus-bagus rata-rata. Bahkan kalau memang lagi untung, ada sejumlah barang baru yang dipanjang (ada bandrol toko serta harga asli biasanya). Barang-barang di toko "Genbrug" ini adalah hasil sumbangan orang-orang Denmark, untuk kemudian dikumpulkan dan dipajang di toko-toko "Genbrug". Nah, hasil penjualan barang-barang ini disumbangkan untuk negara-negara dunia "Ketiga". Tapi kebanyakan yang aku baca, misi mereka adalah buat menyumbang negara-negara di Afrika. Salut, Bro!
  • Nah, buat yang gengsi mengunjungi toko-toko "Genbrug", ada alternatif lain. Kunjungi toko-toko barang bekas seperti dba.dk dan trendsales.dk. Tinggal klik barang yang anda inginkan, nego dengan si pemilik, barang terserah mau dikirim atau diambil sendiri. 
  • Buat anda yang punya motto, buang harga diri jauh-jauh asal nggak nyuri (hehehe), biasanya di tempat sampah khusus furniture ada banyak barang yang dibuang oleh orang-orang Denmark karena alasan sudah bosan. Bookkkk ..... barangnya masih bagus lho. Kalau di Indonesia, sudah jadi rebutan  tuh barang :D
   Nah, benar juga kata pepatah. Banyak jalan menuju Roma alias banyak cara untuk bisa melakukan penghematan di Denmark. Tinggal pintar-pintar kita mensiasatinya, bukan?

Berbagai majalah komersil Gratis di Denmark


Salah satu toko Genbrug (barang bekas) di Aarhus

1 comment:

Unknown said...

Hej Guninda salam kenal..
Cerita soal kangkung summer kemaren panen bnyk kangkung dan bayam ampir tiap hr nyayur :-) berkat lahan 2x3..
Kalo tempe punya ragi dah pernah coba dan Alhamdulillah gagal