Sunday, 22 April 2012

INILAH DENMARK

   Denmark kembali berada di urutan pertama negara paling bahagia di dunia. Seperti apakah "kebahagiaan" di Denmark itu ....

1.  PARK
   Beberapa temanku dari luar negeri yang pernah berkunjung ke beberapa kota di Indonesia sering bertanya, "apakah setiap kota di Indonesia mempunyai taman?" Tentu saja aku jawab dengan percaya diri, "PASTI!" Dan ketika kutunjukkan Taman Bungkul yang terkenal di Surabaya, mereka bilang ... "Bukan seperti ini taman yang kumaksud." 
      Alamak, baru kutahu ketika akhirnya aku berkesempatan menginjakkan kakiku di dataran Eropa. Baru "ngeh" yang namanya taman alias "Park" versi mereka, hehehe ...... 
    Park (taman) di negara-negara Eropa umumnya ada beberapa di tiap sudut kotanya. Dan arealnya, amboiii .... besarnya. Kalau Surabaya selalu berusaha menjadi kota "green clean" di Indonesia dengan upaya keras seorang "Tri Risma Harini" yang menyulap taman-taman kota dengan pohon-pohon asrinya, pemerintah kota Denmark sudah menjalaninya berpuluh-puluh tahun yang lalu. 
      Ya, ada beberapa taman terhampar luas di tiap sudut kota Denmark. Umumnya terdapat banyak pohon dengan beraneka warna daun dan akses jalan yang sangat bagus. Taman ini biasa digunakan buat jogging (di Denmark, jogging tidak hanya dilakukan pagi hari. Ada juga melakukan aktifitas tersebut malam hari, mengingat aman-nya kota Denmark), membaca buku atau sekedar menikmati indahnya hamparan warna-warni beserta aliran sungai kecilnya. Dan di sungai inilah biasanya burung-burung dan bebek-bebek berkumpul dan bersendawa. Aku sering berkata pada mereka, "Jangan hidup di Indonesia, kawan. Peluru akan menerjangmu dan pada akhirnya akan sampai kau di pinggan masakan ..."




Salah satu Park di kota Aarhus

     Bahkan ada juga satu taman yang khusus menjadi peristirahatan Ratu Denmark di saat musim panas. Istana ini bisa dikunjungi dengan jadwal waktu 17 Juni sampai dengan 14 Juli setiap tahunnya.

Istana musim panas Ratu Denmark di Aarhus

Jadwal dibukanya Istana Ratu Denmark di saat musim panas di Aarhus


2.  KINCIR ANGIN
      Kincir angin ternyata bukan dominasi negara Belanda. Di Denmark terdapat banyak kincir angin. Kincir angin di Denmark fungsinya juga sama seperti di negara Belanda, yaitu berfungsi untuk mendorong air ke lautan agar terbentuk daratan baru yang lebih luas (polder). Hal ini mengingat letak dataran Denmark yang sebagian besar wilayahnya juga berada di bawah permukaan laut.

Kincir Angin tua di tengah kota Aarhus


3.  BANGUNAN TUA
    Selama di Denmark, menghitung bangunan baru ternyata bukan pekerjaan mudah. Umumnya rumah tinggal, apartment, perkantoran, sekolah, dan lain-lain, bangunannya merupakan bangunan tua. Dan meskipun bangunan tua, tetapi bangunan tersebut sangat kokoh dan indah dari sudut arsitekturnya.
      Untuk bangunan stasiun kereta api di beberapa kota di Denmark, biasanya stasiunnya terletak menjadi satu dengan pusat berbelanjaan. 

Gedung stasiun Kereta Api dan pusat berbelanjaan di Kopenhagen
Bangunan beberapa perbelanjaan di tengah kota Aarhus
Salah satu rumah hunian di Aarhus

Salah satu apartmen di Aarhus



4. TRANSPORTASI UMUM
     Ada banyak jenis transportasi umum di Denmark. Mulai dari Taxi, bis sampai dengan kereta api. Untuk di kota-kota selain taxi, ada juga transportasi umum nan murah, yaitu bis kota. Umumnya bis di sekitar kota-kota di Denmark berwarna kuning dengan nomor-nomor berbeda menurut area. Dan bis ini hanya akan berhenti mengambil dan menurunkan penumpangnya di halte pemberhentian bis. Jadi jangan harap menerapkan sistem di Indonesia, melambaikan tangan di setiap sudut jalan, hehehe. Satu cacatan yang patut diancungi jempol, ketepatan waktu. Hhhmmm ....
     Dan untuk pembayaran, biasanya sopir tidak peduli. Karena di dalam bis ini, ada tiga alat pembayaran yang disediakan buat penumpang. Pembayaran dengan "klik" kartu berlangganan, pembayaran dengan kartu ATM atau kartu kredit, serta pembayaran dengan uang tunai dengan sistem komputerisasi sidik jari.
    Beberapa bis ini ada yang sangat panjang. Hhhmm, bayangkan jika jenis ini diterapkan di Indonesia. Semakin macet tentunya, hehehe .....

Hiruk pikuknya bis kota di Aarhus


        
Bis terpanjang di Denmark
Salah satu halte bis di Aarhus

Kartu berlangganan angkutan bis umum di Denmark


5. TUKANG POS
      Inilah seragam kebesaran tukang pos di Denmark yang masih menggunakan sepeda .....








6. EMANSIPASI DI DENMARK
   Masyarakat dalam negara kesejahteraan Denmark terbentuk atas dasar penghormatan atas individu-individu di dalamnya dan rasa tanggung jawab bersama dalam masyarakat, baik dalam kaitan dengan keluarga maupun masyarakat secara keseluruhan.
   Persamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Laki-laki dan perempuan memiliki hak dan tanggungjawab yang sama dalam setiap aspek kehidupan seperti dalam dunia kerja, ekonomi dan kehidupan politik. Hal yang sama berlaku pula dalam keluarga dimana laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam membuat keputusan tentang hidup mereka. Contoh lainnya dalam kebanyakan keluarga di Denmark baik suami maupun istri bekerja di luar rumah dan bekerjasama dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari di rumah. 
     Merupakan pemandangan yang wajar melihat seorang bapak mengajak bayi atau anak-anaknya jalan-jalan tanpa ditemani oleh sang ibu.





Tuesday, 17 April 2012

ADHD atau RETARDASI MENTAL


Diagnosis banding kesulitan belajar : ADHD atau Retardasi Mental


Keluhan anak yang tidak mau diam, hiperaktif, serta selalu bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya baik ketika berada di rumah, di mall atau di tempat umum lainnya merupakan keluhan yang sering kita dengar dari orang tua dan guru sekolah. Kesan bahwa anak yang tidak mau diam dan hiperaktif sebagai anak yang nakal seringkali sulit untuk disangkal karena biasanya memang kita dapatkan kecenderungan anak-anak tersebut tampak tidak disiplin, tidak bisa diatur, susah diajak bicara dan ketika dipanggil seperti tidak mendengar. Kondisi yang mendasari keadaan tersebut dapat beragam dan kadang membingungkan orang tua serta guru sekolah yang melihatnya.

Orang tua dan guru sekolah biasanya menyebut anak-anak ini sebagai anak nakal dan bodoh. Padahal kondisi dengan perilaku yang sama seperti yang digambarkan di atas dapat kita temukan pada anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), Gifted Children (Anak Cerdas Berbakat), autis, atau anak yang mengalami Retardasi Mental (RM). Pada anak dengan diagnosis seperti itu, guru dan orangtua seringkali mengatakan adanya kesulitan belajar di sekolah. Padahal, kesulitan belajar yang terjadi pada anak RM sangat berbeda dengan yang bukan RM. Oleh karena itu, penting sekali untuk membedakan antara kesulitan belajar dan kesulitan belajar spesifik

Diagnosis yang tidak tepat pada anak dengan kesulitan belajar akan berakibat pada penanganan yang juga tidak tepat. Implikasi hal tersebut tentu dapat menyebabkan kesalahan dalam membuat prediksi jangka panjang pada aspek akademik anak. Anak yang menderita ADHD dan RM sama-sama mengalami kesulitan belajar, namun sangat berbeda dalam hal pendekatan diagnosis, tata laksana dan prognosis jangka panjangnya. Uraian pada Artikel ini akan menjelaskan perbedaan antara kesulitan belajar yang terjadi pada anak ADHD dan RM.

I. Attention Deficit Hyoperactivity Disorder (ADHD)

Definisi

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat adanya gangguan pada gen transporter dopamin dan gen reseptor dopamin D4. Gangguan tersebut terjadi pada sistem dopaminergik dan nor-adrenergik yang menyebabkan adanya disfungsi pre-frontal dan sirkuit fronto-striatal. Prevalens ADHD adalah 3-5% anak usia sekolah dengan tingkat kecerdasan normal atau di atas normal. Anak dengan ADHD yant tidak mendapat terapi adekuat dengan gejalanya akan menetap sampai dewasa pada lebih dari 50% kasus. Hal lain yang penting untuk diketahui juga adalah bahwa lebih dari 30% anak ADHD memiliki lebih dari satu komordibitas.

Manifestasi Klinis

Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi, hiperaktifitas dan implusivitas. Inatensi dapat berupa keluhan susah konsentrasi, mudah sekali teralih perhatiannya, sering lupa akan barang-barang pribadinya dan bahkan lupa pada tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Hiperaktifitas pada anak ADHD dapat terlihat dalam berbagai bentuk. Anak tampak tidak bisa tenang dan selalu ingin bergerak. Istilahnya, kalau bisa lari lebih baik lari saja atau bahkan memanjat apapun yang berada di sekitarnya. Anak kerap tampak gelisah, hilir mudik tidak menentu, tidak jelas apa yang dikerjakan, bahkan duduk pun sambil menggoyang-goyangkan badannya. Sat bermain, anak tidak bisa bermain dengan “tenang” dan selalu ingin bergerak seperti ada mesin penggeraknya. Anak terlihat rusuh, tergesa-gesa “clumsy”, dan grasa grusu.

Bila sedang berjalan anak sering menabrak benda-benda di sekitarnya sehingga seringkali, dengan perilakunya yang seperti itu, akan menyebabkan barang-barang yang berada di dekat anak berjatuhan. Bentuk Implusivitas dapat berupa anak sering melakukan interupsi, “acting without thinking”, dalam bermain cenderung melakukan hal-hal yang mengundang bahaya, tidak bisa berbagi atau bertoleransi, tidak bisa antri, dan jahil.

Sebutan nakal untuk seorang anak dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan keluarga sehari-hari termasuk aturan-aturan yang diberikan oleh orangtuanya serta faktor kebiasaan atau kultur suatu daerah. Anak yang dikatakan nakal menurut pandangan seorang guru mungkin akan berbeda apabila hal ini kita tanyakan pada kedua orangtuanya. Sebaliknya, anak yang dikatakan nakal oleh kedua orangtuanya mungkin dengan observasi dan pemeriksaan menggunakan “tool” khusus untuk ADHD akan berbeda hasilnya. Oleh karena itu, keterangan lengkap dari kedua orangtua anak, pengasuh, orang-orang di sekitar anak (teman, tetangga, guru) menjadi sangat berharga dalam menentukan apakah anak yang kita hadapi ADHD atau bukan. Hal tersebut penting karena sebagian besar penderita ADHD memiliki IQ normal, bahkan diantaranya ada yang diatas rerata.

Bagi anak-anak dengan perilaku hiperaktif seperti itu, apabila tidak mendapat terapi farmakologis yang dikombinasi dengan terapi perilaku, maka potensi anak akan tertutup oleh perilaku hiperaktifnya. Selama di sekolah, anak mungkin akan tampak tidak mau diam, berpindah dari satu kursi ke kursi lain, mengganggu temannya yang sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, jahil terhadap teman-temannya baik di dalam maupun di luar sekolah, atau tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Hal tersebut tentu menjadi keluhan guru pada orang tua anak. Apabila anak-anak ADHD itu tidak mendapatkan terapi yang adekuat, di kemudian hari anak dapat berkembang mengarah kepada perilaku kriminal seperti mengutil, mencuri, mencoba-coba narkoba, merusak barang milik orang lain, dan cenderung berkembang ke arah masalah perilaku yang lain misalnya conduct disorder (CD).

Dampak dari perilaku anak ADHD di sekolah yang mungkin dapat terjadi adalah anak tidak memperhatikan tugas pelajaran yang diberikan guru, dan kalaupun mengerjakan tugas maka tugas yang dikerjakan itu sering tidak selesai. Anak tidak bisa mengikuti aturan-aturan di kelas, tidak tertib, tidak sopan, mengganggu teman dan bahkan gurunya, sering mendapatkan hukuman dan sering melawan. Dampak bagi individu ADHD itu sendiri yaitu adanya gangguan emosi, rasa rendah diri, dan pada saat dewasa akan tampak memiliki kepribadian yang “sulit”.

Terapi

Terapi penderita ADHD adalah pemberian obat (farmakoterapi) dengan pilihan metilfenidat. Multimodal Treatment Study pada anak-anak dengan ADHD (MTA Study) melaporkan bahwa pemberian metilfenidat disertai dengan terapi perilaku akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan terapi perilaku saja.

Prognosis

Pada anak ADHD yang tidak mendapat terapi, sekitar 30% diantaranya dapat hidup normal. Walaupun demikian, 50-60% anak tetap bermasalah dengan konsentrasi dan implusivitas sehingga mengalami kesulitan di tempat kerja, hubungan interaksi sosial yang buruk, rasa percaya diri rendah, maupun emosi labil. Sekitar 10-15% anak akan mengalami masalah psikiatrik, menjadi anti-sosial, depresi, menyalahgunakan narkoba atau alkohol, mengedarkan narkoba, bahkan melakukan tindak kriminal.



II. Retardasi Mental

Penderita Retardasi Mental (RM) memiliki kemampuan fungsi intelektual di bawah rerata dan mengalami gangguan keterampilan adaptif pada anak yang berumur kurang dari 18 tahun. Keadaan ini dapat disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, psikososial, atau gabungan dari ketiganya. Menurut definisi dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV), RM merupakan kondisi bila fungsi intelektual secara bermakna berada di bawah rerata yang menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaptif dan bermanifestasi selama periode perkembangan, yaitu sebelum umur 18 tahun. Penderita RM mengalami kesulitan dalam hal belajar, menguasai keterampilan baru, adaptasi dengan berbagai kondisi sosial, berkomunikasi, dan berprestasi akademis.

Prognosis

Fungsi intelektual dapat ditentukan dengan menggunakan tes-tes keceradasan yang telah diakui. Istilah “secara bermakna di bawah rerata” didefenisikan sebagai nilai kecerdasan atau IQ (Intelligence Quotient) <- 70 sedangkan fungsi adaptif dapat kita ukur dengan menggunakan skala Vineland Adaptive Behaviour Scale atau Check List Behaviour Scale yang dapat menilai adanya gangguan komunikasi, sosialisasi, keterampilan motorik, dan keterampilan dalam hidup sehari-hari. Berikut ini adalah klasifikasi RM berdasarkan DSM IV :

Retardasi Mental Ringan                                       : tingkat IQ 50-55 sampai 70
Retardasi Mental Sedang                                      : tingkat IQ 35-40 sampai 50-55
Retardasi Mental Berat                                         : tingkat IQ 20-25 sampai 35-40
Retardasi Mental Sangat Berat                              : tingkat IQ dibawah 20 atau 25
Retardasi Mental dengan keparahan tidak ditentukan : jika terdapat kecurigaan kuat adanya retardasi mental.
Selain pembagian seperti tersebut diatas, terdapat pula pembagian RM berdasarkan derajat keparahan dan kemampuan belajar menurut The National Information Center for Children and Youth with Disabilities seperti yang dapat dilihat pada tabel 1.

Etiologi

Kebanyakan kasus RM tidak diketahui penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa faktor resiko penyebab RM, yaitu (1) selama kehamilan : kelainan genetik, TORCH, usia ibu, faktor gizi, rokok, narkoba, (2) selama persalinan : pendarahan, prematuritas, bayi kecil, kesulitan pernafasan, infeksi, kejang, (3) setelah lahir : infeksi otak, sepsis, dan (4) lain-lain : gizi buruk, gangguan metabolik, kelainan endokrin.

Etiologi

Diagnosis RM berdasarkan adanya temuan bentuk perilaku tertentu yang ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan dan riwayat perkembangan anak. Instrumen diagnostik RM yang utama adalah berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder-IV (DSM-IV).

Gejala Lain Retardasi Mental

Selain yang telah disebutkan di atas, berikut ini adalah gejala lain yang sering ditemukan pada anak RM :

Rentang atensi singkat, sangat mudah terdistraksi
Kesulitan dalam hal transisi
Lebih menyukai bermain dengan anak yang lebih kecil usianya
Takut mencoba hal-hal baru
Kesulitan dalam memecahkan masalah
Daya ingat tidak baik
Ketidakmampuan untuk menerapkan kemampuan yang telah dimiliki pada situasi baru
Sering menabrak atau jatuh karena kontrol batang tubuh yang tidak baik
Berbicara dengan gaya anak kecil
Gampang Frustasi/marah dengan perubahan atau transisi

Di kalangan para dokter, sering terdapat anggapan bahwa keterlambatan perkembangan sama dengan keterlambatan mental. Padahal, kedua hal tersebut berbeda seprti yang dapat dilihat pada tabel 4.

Tata Laksana

Sama seperti anak-anak lainnya, anak RM juga memiliki kapasitas untuk belajar, tumbuh dan berkembang. Anak RM diharapkan dapat menjadi bagian dari suatu komunitas masyarakat yang produktif melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat. Mereka berhak mendapatkan “kebutuhan khusus” yang meliputi :

Pelayanan Kesehatan
Pendidikan khusus sedini mungkin melalui program stimulasi bayi sampai usia pra-sekolah.
Program pendidikan khusus sesuai tingkat retardasi
Pendidikan Fungsional
Pelatihan Transisional
Kesempatan belajar hidup mandiri.


Implikasi Bagi Dunia Pendidikan

Walaupun memberikan gambaran perilaku yang sama (terutama perilaku hiperaktif), anak yang menderita ADHD dan RM memiliki potensi akademik yang berbeda. Oleh karena itu, kedua bentuk kelainan perkembangan ini tidak tepat bila dimasukan dalam satu sekolah regular dengan kurikulum pendidikan yang sama. Keduanya mengalami kesulitan belajar, namun kesulitan belajar yang ditemukan pada anak ADHD merupakan kesulitan belajar yang disebut kesuliatan belajar spesifik (disleksia, disgrafia, dan diskalkuli). Pada anak retardasi mental, kesulitan belajar yang kita temukan adalah merupakan kesulitan belajar pada semua aspek yang berkaitan dengan akademik/kognitif.

Implikasinya bagi dunia pendidikan, tentu kita harus menyiapkan sekolah yang sifatnya khusus (bisa sekolah inklusi atau special need school). Tenaga pengajar yang berada dalam sekolah tersebut memang disiapkan untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus ini, walaupun sejatinya mereka adalah pendidik. Oleh karena itu, mungkin diperlukan perubahan di dalam sistem pendidikan bagi para calon pendidik ini dengan memberikan kepada mereka bekal pengetahuan tentang anak-anak berkebutuhan khusus yang ditinjau tidak hanya dari aspek pendidikannya saja, tetapi juga dari aspek perkembangan saraf dan perilaku anak. Melihat hal tersebut diatas, kerja sama antara pemerintah (dalam hal ini kementrian pendidikan nasional) dengan profesi lainnya yang terkait sangat diperlukan.




Kesimpulan :

Secara sepintas, ADHD dan RM dapat sama terlihat tidak bisa diam, tapi sangat berbeda dalam hal kontak, interaksi sosial dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi dan terutama sangat berbeda dalam kemampuan kognitifnya. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan bagi keduanya  pun berbeda walaupun berada dalam satu sekolah regular yang sama. Tenaga pendidik yang khusus diperlukan agar potensi optimal dari anak ADHD dan RM dapat tercapai. Luaran jangka panjang kedua kelainan ini sangat berbeda sehingga diagnosis yang tepat pada anak dengan masalah perilaku hiperaktif sangat penting.


Sumber :
http://jendelaanakku.net/index.php?option=com_content&view=article&id=100:diagnosi






Anakku dan Retardasi Mental Ringan

   Penantian yang cukup panjang. Bulan Februari 2012, baru aku tahu kalau anak tertuaku mengidap retardasi mental ringan. Sudah kuduga sebelumnya kalau ada "sesuatu" dengan diri Tasya. Hanya saja karena aku bukan seorang Psikolog, asumsiku salah besar dengan menduga dia mengidap ADHD. Gejalanya memang hampir mirip. Hanya saja yang kusesali, mengapa biro-biro konsultasi psikologi tidak bisa mendeteksinya secara dini?
   Tahun 2003, awal pertamaku bertemu dengan sejumlah psikolog dan seorang psikiater dari Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya, rumah sakit terbesar milik pemerintah di Jawa Timur. Berbagai pertanyaan mereka ajukan dengan asumsi kepentingan analisis. 
   Tasya juga menjalani banyak tes. Hasilnya tidak ada yang salah pada dirinya. Tapi sebagai orang yang terdekat dengan dia, aku mencoba menepis segala observasi psikolog dan psikiater yang menangani anakku. Bukannya aku sok pintar, tetapi aku ingin kepastian. Bukan hanya sekedar menyalahkan didikanku semata. 

  Masa bayi anak tertuaku, bukan termasuk anak yang agresif. Sakit-sakitan dan alergi. Dia juga akan cepat bosan dengan segala mainannya., terutama permainan yang berhubungan dengan kognisi dia. Tidak bisa merangkak dan terlambat berjalan (baru bisa berjalan saat usianya 18 bulan). Dan yang membikin aku kuatir kala itu, jika ia menginginkan sesuatu dia akan mengamuk, berguling-guling dengan sangat kuat (aku baru tahu kalau tingkah agresif ini adalah "Tantrum" di dunia Psikologi saat ia berusia 2 tahun). 
   Seiring dengan bertambahnya usia dia, tantrum-nya semakin menjadi. Hiperaktif-nya muncul dan sering jatuh (hingga saat ini). Dia tidak bisa diam. Di mall kalau aku ke bagian satu, dia akan menghilang ke bagian yang lain yang dia suka. 
   Sering, jika Tasya bermain dengan anak-anak tetangga kemudian ada seorang anak yang mengajak berantem, reflek dia akan pulang ke rumah mengambil pisau di dapur kemudian berlari mengejar anak yang mengejeknya. Untungnya aku berhasil mengambil pisau yang ada di tangannya. Hanya, usahaku ini berefek kepada tantrumnya. Dia meraung, bergulung hingga kurang lebih satu jam. Aku tahu pasti perasaan dia waktu itu. Di mata kecilnya, aku lebih memihak dan membela orang lain daripada dia!
   Lain waktu, karena aku sudah tahu kebiasaan dia, pisau aku sembunyikan. Kala itu, bukan pisau yang menjadi sasaran, melainkan batu besar yang siap dilempar ke arah anak yang mengejek dia. "Tuhan, ada apa dengan anakku," keluhku saat itu. Jadilah, setiap dia bermain dengan anak-anak tetangga, aku pasti mendampingi dia. Karena bagaimanapun, dia masih harus belajar bersosialisasi. Belajar mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang harus dicontoh dan mana yang tidak.
   Atas saran Psikolog, umur 3 tahun kumasukkan Tasya di sebuah Playgroup. Aneh. Sifat dia berbalik 180 derajat. Di sekolah dia anak yang sangat pendiam. Hanya saja, sampai berumur 5 tahun, dia kesulitan untuk menarik garis lurus, lengkung, dan menyalin huruf. Sangat sulit untuk membiasakan dia menyalin tanpa keluar dari garis. 
   Mewarna, bukan sesuatu yang dia suka. Apalagi menggambar. Jika di TK B banyak teman-temannya yang sudah bisa membaca, dia tidak. Hasil tes IQ dia di beberapa tempat 103 atau 104. Psikolog mengatakan tidak ada yang salah. 
   Seiring kelas 1, tidak ada perubahan dratis pada diri Tasya. Dia masih belum bisa membaca. Hanya saja yang membuatku bangga, sejak umur 4 tahun dia sudah terbiasa memakai baju seragamnya sendiri. Ya, kemandirian dia sangat luar biasa buat anak seusia dia. Untuk yang satu ini, aku memang mendidik dia berdisiplin. Mulai Playgroup meski banyak orangtua yang menjagai anaknya di sekolah, aku tidak. 
   Kenaikan kelas 1, wali kelas dia menaikkan dia ke kelas 2. Kutentang keputusan ini. Aku pikir, selain kemampuan dia yang "terbatas", di sekolah dia saat itu, dia juga diwajibkan mempelajari agama (sekolah swasta). Sungguh tidak bijaksana kalau aku memaksa dia untuk meneruskan sesuatu yang dia sendiri tidak mampu dan merasa senang. 
   Akhirnya kumasukkan kembali dia ke kelas 1, tetapi kali ini di sekolah negeri. Tidak ada masalah, selain kemampuan baca dia yang masih terbatas. Aku maklum, hanya saja wali kelas dia yang mungkin "kurang sabar" dan mulai membandingkan dia dengan diriku. Itulah awal seorang guru yang membandingkan kemampuanku dengan kemampuan anakku. Dan itu terus berlanjut hingga saat ini. Aku hanya tertawa dalam hatiku.
   Kupantau perkembangan Tasya secara maksimal. Memasukkan dia ke tempat les yang terbaik dan termahalpun bukan suatu solusi. Setiap tahun harus selalu mengulang cerita tentang kondisi Tasya, meski pada awal semester wali kelas-wali kelas dia tidak percaya dengan semua penjelasanku. Tetapi 3 bulan setelah itu, mereka akan memberi laporan pembenaran atas semua penjelasanku. Sama seperti para psikolog dan psikiater yang aku datangi.
   Dan lucunya lagi, sekolah anakku saat ini ditunjuk sebagai sekolah inklusi, yang artinya ada beberapa kriteria yang bisa masuk ke sekolah inklusi termasuk anak dengan kondisi retartasi mental ringan seperti anakku. Tetapi sekolah inklusi juga bukan solusi dan tempat yang tepat buat anak dengan kondisi seperti anakku. Aku sedih di setiap semester pasti ada laporan tertulis tentang ranking. Dan ini salah satu yang membuat anakku tertohok tak berdaya. Karena sangat sulit menjelaskan kondisi anakku ke orang lain. 
   

Monday, 16 April 2012

Mensiasati Mahalnya Hidup Di Denmark

  Seperti negara-negara pada umumnya di Skandinavia, Denmark juga termasuk salah satu negara yang termahal dalam living cost-nya di dunia. Belum bisa membayangkan, seberapa mahalnya sehingga masuk dalam kategori "ter". Pertama kali datang ke Denmark, beberapa orang Indonesia yang tinggal di Denmark mengatakan, "Jangan mengkonversi harga barang ke rupiah. pasti semua harga menjadi enggak logis ...."
  Jika anda termasuk orang yang baru tinggal di Denmark, rasa untuk mengkonversi harga selalu muncul. Bahkan untuk barang-barang termurahpun. Tempe yang di Indonesia hanya Rp. 2.000, di Denmark dijual dengan harga 16 Kr atau setara dengan Rp. 32.000. 
   Menurut informasi teman, tempe ini dipasok dari negeri Belanda, juga buat beberapa negara seperti Jerman dan Norwegia. Belum lagi kalau sudah membayangkan tumis kangkung, alamak .... di Denmark, satu untai kangkung yang biasanya di supermarket Carrefour dibandrol cuman Rp. 500, di Denmark dibandrol dengan harga 22 Kr (setara dengan Rp. 44.000). Mahalnya harga-harga di Denmark bisa jadi karena besarnya pajak yang diterapkan pemerintah setempat.
   Kupikir, kalau harus bertahan dengan gaya makanan khas Asia, bisa runyam. Beberapa minggu setelah penyesuaian, barulah jalan ke arah penghematan terbuka. Denmark boleh jadi merupakan salah satu negara termahal di dunia. Tetapi bukan berarti tidak ada cara untuk mensiasatinya. Dalam pokem "sederhana itu indah" atau hukum wajib untuk bisa bertahan hidup di Denmark, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, diantaranya adalah :
  • Di setiap akhir pekan (hari jum'at), setiap rumah dan apartment di Denmark akan dikirimi berbagai majalah komersil dari beberapa toko, mall, dan mini market. Gratis! Nah, dari daftar list tersebut kita bisa membandingkan yang mana harga "termurah". Masukkan ke dalam list belanjaan anda. Seperti misalnya harga tepung terigu. Bila harga normalnya ada yang mematok 12 Kr atau setara dengan Rp. 24.000 per 2 kg, jika ada program TILBUD (harga murah), salah satu toko akan membandrol hanya dengan harga 5 Kr (Rp. 10.000). Harga ini bahkan lebih murah jika dibandingkan dengan harga di Indonesia). Tidak hanya tepung saja, biasanya juga ada beras yang dijual dengan harga miring. Hanya meluangkan sedikit waktu untuk mencari harga-harga termurah buat barang-barang kebutuhan anda.
  • Cara lain, untuk kebutuhan sandang, anda bisa memilih alternatif pergi ke Genbrug (toko barang-barang bekas). Di Denmark pasti ada, tinggal mencari toko yang bertulis "Genbrug". Ada banyak barang disediakan di toko ini. Mulai berbagai macam furniture, perabot rumah tangga, barang pecah belah, sepatu, baju-baju, jaket, buku, dan lain-lain. Alamak, harganya sangat fantastik. Dan jangan kuatir, barangnya orang Denmark masih bagus-bagus rata-rata. Bahkan kalau memang lagi untung, ada sejumlah barang baru yang dipanjang (ada bandrol toko serta harga asli biasanya). Barang-barang di toko "Genbrug" ini adalah hasil sumbangan orang-orang Denmark, untuk kemudian dikumpulkan dan dipajang di toko-toko "Genbrug". Nah, hasil penjualan barang-barang ini disumbangkan untuk negara-negara dunia "Ketiga". Tapi kebanyakan yang aku baca, misi mereka adalah buat menyumbang negara-negara di Afrika. Salut, Bro!
  • Nah, buat yang gengsi mengunjungi toko-toko "Genbrug", ada alternatif lain. Kunjungi toko-toko barang bekas seperti dba.dk dan trendsales.dk. Tinggal klik barang yang anda inginkan, nego dengan si pemilik, barang terserah mau dikirim atau diambil sendiri. 
  • Buat anda yang punya motto, buang harga diri jauh-jauh asal nggak nyuri (hehehe), biasanya di tempat sampah khusus furniture ada banyak barang yang dibuang oleh orang-orang Denmark karena alasan sudah bosan. Bookkkk ..... barangnya masih bagus lho. Kalau di Indonesia, sudah jadi rebutan  tuh barang :D
   Nah, benar juga kata pepatah. Banyak jalan menuju Roma alias banyak cara untuk bisa melakukan penghematan di Denmark. Tinggal pintar-pintar kita mensiasatinya, bukan?

Berbagai majalah komersil Gratis di Denmark


Salah satu toko Genbrug (barang bekas) di Aarhus

INDAHNYA INDONESIAKU

Momen mengesankan, hasil kamera digital biasa dengan latar yang "luar biasa"

Pantai Marina Sore Hari - Semarang
Pantai Parangtritis - Yogyakarta
Pantai Senggigi - Lombok

Pantai Senggigi - Lombok

Pantai Tuban - Tuban

Rawa Pening - Semarang

Air Terjun Madakaripura - Probolinggo

Jelang Senja di Kota Semarang

Matahari Terbit di Gunung Bromo 

Sunday, 15 April 2012

Apa Yang Saya Cari Dalam Hidup Saya?


   “What am I looking for in my life?” alias “Apakah yang saya cari dalam hidup saya?” 
  Setiap orang dalam periode tertentu akan melalui fase pencarian jati diri. Pencarian jati diri diperoleh dari berbagai hal yang didapat dari proses belajar dan bagaimana kita memaknai perjalanan hidup yang telah dilewati. Belajar untuk MENGETAHUI (to know), MELAKUKAN (to do), BERINTERAKSI dengan orang lain (to live together) dan akhirnya MENJADI (to be).
   Belajar dari keberhasilan dan kegagalan yang dialami. Setiap orang memiliki tujuan hidupnya masing-masing dan cara mencapai tujuan hidup pun setiap orang berbeda. Tujuan hidup itulah yang ingin kita capai di dalam kehidupan kita. Bukankah begitu? Begitu bukan? 
  Terlepas dari APA tujuan hidup tiap manusia, karena pasti setiap manusia memiliki jawaban yang berbeda, berhasil atau gagal tergantung pada upaya dan kerja keras setiap orang. Ada orang yang merasa apa yang telah dicapainya saat ini  belum apa-apa, padahal orang lain melihat bahwa ia telah mencapai keberhasilan besar, karena ia selalu melihat dirinya dari sudut pandangnya dan selalu membandingkan keberhasilan orang lain sebagai persaingan negatif, sehingga tidak MENGHARGAI apa yang telah dicapai dan selalu merasa kurang.    
   Pada akhirnya timbul kalimat “Aku tidak berarti apa-apa atau siapa-siapa.” Ada juga sebaliknya, orang yang selalu bersyukur atas semua prestasi dan membuat keberhasilan orang lain sebagai motivasi untuk mencapai hasil yang lebih baik. Membuat hidupnya selalu dipenuhi dengan warna-warna yang indah. 
  Jadi pertanyaan : "apa yang saya cari dalam kehidupan saya?" atau pernyataan : "saya bukan siapa siapa-siapa" tidak pernah terbesit dalam pikiran kita. Karena jawabannya ada pada diri kita sendiri, hanya kita yang dapat menemukan jawabannya. Karena hidup adalah bagaimana kita mewarnai kehidupan itu sendiri dan seberapa keras usaha kita untuk mencapainya. Selalu bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki, mencintai, menyayangi, memperhatikan, BERBAGI kepada orang-orang yang memerlukan adalah hal terindah dan membuat hidup kita memiliki makna.

   Jadi … “Apa yang Anda cari dalam hidup Anda?” atau “Ingin menjadi siapa Saya dalam hidup Saya?” Andalah yang menentukan!


Sunday, 1 April 2012

MAFIA HUKUM


  Mafia Hukum di sini lebih dimaksudkan pada proses pembentukan Undang-undang oleh Pembuat undang-undang yang lebih sarat dengan nuansa politis sempit yang lebih berorientasi pada kepentingan kelompok-kelompok tertentu. Bahwa sekalipun dalam politik hukum di Indonesia, nuansa politis dalam pembuatan UU dapat saja dibenarkan sebagai suatu ajaran dan keputusan politik yang menyangkut kebijakan publik, namun nuansa politis di sini tidak mengacu pada kepentingan sesaat yang sempit akan tetapi “politik hukum” yang bertujuan mengakomodir pada kepentingan kehidupan masyarakat luas dan berjangka panjang. 
   Hukum dan keadilan menjadi barang mahal di Indonesia. Prinsip peradilan yang cepat, biaya ringan dan sederhana sulit untuk ditemukan dalam praktik peradilan. Di negeri ini, Law Enforcement diibaratkan bagai menegakkan benang basah kata lain dari kata “sulit dan susah untuk diharapkan”. 
   Salah satunya yang mempersulit penegakan hukum di Indonesia adalah maraknya “budaya korupsi” di semua birokrasi dan stratifikasi sosial yang telah menjadikan penegakan hukum hanya sebatas retorika yang berisikan sloganitas dan pidato-pidato kosong. 
   Bahkan secara faktual tidak dapat dipungkiri semakin banyak undang-undang yang lahir, maka hal itu akan berbanding lurus, semakin banyak pula komoditas yang dapat diperdagangkan. Ironisnya tidak sedikit pula bagian dari masyarakat kita sendiri yang berminat sebagai pembelinya. Di sini semakin tanpak bahwa keadilan dan kepastian hukum tidak bisa diberikan begitu saja secara gratis kepada seseorang jika disaat yang sama ada pihak lain yang menawarnya. 
   Kenyataan ini memperjelas kepada kita hukum di negeri ini “tidak akan pernah” memihak kepada mereka yang lemah dan miskin. “ Sekali lagi tidak akan pernah… ! ” Sindiran yang sifatnya sarkatisme mengatakan, “berikan aku hakim yang baik, jaksa yang baik, polisi yang baik dengan undang-undang yang kurang baik sekalipun, hasil yang akan aku capai pasti akan lebih baik dari hukum yang terbaik yang pernah ada di negeri ini”. 
   Tapi agaknya para Penegak Hukum, Politisi, Pejabat dan Tokoh-Tokoh tertentu dalam masyarakat kita tidak akan punya waktu dan ruang hati untuk dapat mengubris segala bentuk sindiran yang mempersoalkan eksistensi pekerjaan dan tanggungjawab publiknya, jika sindiran itu bakal mengurangi rejekinya. Buruknya, proses pembuatan undang-undang dan proses penegakan hukum yang telah melahirkan stigmatisasi mafia hukum dan mafia peradilan di Indonesia, yang kalau kita telusuri keberadaannya ternyata mengakar pada kebudayaan mentalitas kita sebagai suatu bangsa. 
   Sehingga apa yang disebut dengan mafia hukum dan mafia peradilan eksistensinya cenderung abadi karena ia telah menjadi virus mentalitas yang membudaya dalam proses penegakan hukum di negeri ini. Sehingga berbicara tentang Law Enforcement di Indonesia tidaklah bisa dengan hanya memecat para Hakim, memecat para Jaksa dan memecat para Polisi yang korup, akan tetapi perbaikan tersebut haruslah dimulai dengan pembangunan pendidikan dengan pendekatan pembangunan kebudayaan mentalitas kita sebagai suatu bangsa dan membangun moral force serta etika kebangsaan yang kuat berlandaskan pada Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
   Namun upaya untuk menempatkan hukum menjadi panglima di negeri ini diperlukan juga adanya polical will dari para elite politik dan gerakan moral dari seluruh anak bangsa yang perduli akan nasib bangsa ini, serta memberantas politikus busuk yang lagi sibuk merebut kekuasaan.



MENIKAH DI DENMARK

  Beberapa pengalaman teman yang menikah di Denmark bisa membantu teman-teman yang lain yang memang sedang mencari informasi untuk menikah di Denmark, terutama orang Indonesia dengan non Indonesia (salah satu calon pengantin berasal dari Eropa, misalnya).
   Mengapa di Denmark? Beberapa teman Indonesia yang menceritakan pengalamannya tersebut mengatakan bahwa menikah di Denmark lebih mudah apabila dibandingkan dengan menikah di Jerman, Inggris atau bahkan di Indonesia sendiri. Hal ini karena pemerintahan kota Denmark memberikan kemudahan bagi para pasangan pengantin yang hendak melaksanakan pernikahan di Kommune (seperti balai kota, masing-masing kota di Denmark pasti punya kantor Kommune).
  Nah, adapun persyaratan yang harus dilengkapi oleh salah satu calon pengantin yang berkewarganegaraan Indonesia untuk dibawa ke kantor Kommune di salah satu kota di Denmark, diantaranya :

  1. Foto copy passpor (berwarna lebih baik), meliputi halaman identitas dan halaman visa (bisa visa kunjungan yang biasanya maksimal berlaku selama 60 hari. Hal ini menunjukkan bahwa anda datang ke Denmark atau wilayah Schengen dengan legal).
  2. Sertifikat lahir (untuk sertifikat lahir harus diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh penerjemah tersumpah dan terjemahan tersebut dilegalisasi/stempel cap dan tanda tangan oleh Kementrian Hukum dan HAM, Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan atau Konsulat Denmark di Indonesia. Biaya penerjemah di beberapa kota Metropolitan di Indonesia rata-rata Rp. 50.000, biaya legalisasi per dokumen di satu Kementrian adalah Rp. 10.000. Sementara untuk biaya legalisasi Kedutaan atau Konsulat Denmark, dikenakan Rp. 300.000 per dokumen). 
  3. Keterangan status belum menikah (bisa hanya memakai Kartu Keluarga yang menerangkan status calon pengantin, apakah bujang, cerai hidup atau cerai mati. Hanya saja sebaiknya Kartu Keluarga ini diperbaharui, karena pemerintahan Denmark mengharuskan informasi terbaru. Untuk saat ini, dokumen status yang mereka terima adalah 4 bulan terakhir sebelum diajukan ke Kommune. Dan sama seperti sertifikat lahir, Kartu Keluarga ini harus diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah dan dimintakan stempel  oleh Kementrian Hukum dan HAM, Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan atau Konsulat Denmark di Indonesia).
  4. Sertifikat cerai hidup atau keterangan cerai mati (harus diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemah tersumpah dan terjemahannya juga dimintakan legalisasi dari Kementrian Agama, Kementrian Hukum dan HAM, Kementrian Luar Negeri dan Kedutaan atau Konsulat Denmark di Indonesia).

   Dan untuk pasangannya, apabila pasangan tersebut berasal dari negara-negara Scandinavia (Denmark, Swedia, Norwegia, Islandia, dan Finlandia), cukup melampirkan dokumen-dokumen diantaranya ;
  1. Foto copy passpor (halaman identitas dan halaman visa kunjungan di Indonesia apabila sang calon pernah berkunjung ke Indonesia).
  2. Surat keterangan status dari negara asal.
  3. CPR number (apabila yang berkewarganegaraan Denmark atau Scandinavia yang bekerja di Denmark).
   Bagi yang berkewarganegaraan lain, selain Scandinavia :
  1. Foto copy passpor (halaman identitas dan halaman visa kunjunga di Indonesia apabila sang calon pengantin pernah berjunjung di Indonesia).
  2. Surat keterangan status dari negara asal yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan dimintkan legalisasi dari Kedutaan Denmark di negaranya.
   Persyaratan lain untuk kedua calon adalah mengisi form untuk menikah di Denmark. Adapun form ini bisa diunduh dari :
 https://www.oib.dk/home/borger/stamkort/blanketter/vi/vi001/2008_01-02/vi001.aspx?EntityCode=751
    Jika sudah lengkap, tinggal dibawa langsung, dikirim via email atau pos ke kantor Kommune di salah satu kota di Denmark. Proses ini biasanya memakan waktu kurang lebih 2 minggu. Nah, selama menunggu ini nanti akan ada telpon pemberitahuan tentang hari "H" oleh pihak Kommune dan informasi pembayaran sebesar 500 Kr atau gratis bagi yang salah satu pasangan adalah warganegara Denmark atau yang memiliki CPR number.

Adapun beberapa alamat Kommune di Denmark :

  1. Københavns Borgerservice, Sekretariat og Nævn, Nyropsgade 1, 1602 København V atau kirim dengan semua scan dokumen ke  Bryllup@okf.kk.dk
  2. Aarhus, Aarhus Kommune, Tlf.  +45 89 40 20 00    E-mail : post@aarhus.dk atau beberapa kantor Kommune di Aarhus :
Borgerservice
Rådhuset
8000 Aarhus C atau email ke  vielse@aarhus.dk

Ada juga beberapa kantor Kummune di Aarhus :
Rådhuspladsen 2
Rådhuset (tårnindgangen)
8000 Aarhus C
Gellerup Bibliotek
Hasle bibliotek
Højbjerg Bibliotek
Lystrup Bibliotek
Lystrup Bibliotek
Risskov Bibliotek
Fortebakken 1
8240 Risskov
Tilst Bibliotek
Tilst Bibliotek
Tranbjerg Bibliotek
Viby Bibliotek
Skanderborgvej 170
8260 Viby J
Åby Bibliotek
Ludvig Feilbergs Vej 7
8230 Aabyhøj