Friday 30 March 2012

RETARDASI


Diagnosis banding kesulitan belajar : ADHD atau Retardasi Mental
Written by dr.Purboyo Solek,Sp.A(K)
Friday, 03 September 2010 06:07


Keluhan anak yang tidak mau diam, hiperaktif, serta selalu bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya baik ketika berada di rumah, di mall atau di tempat umum lainnya merupakan keluhan yang sering kita dengar dari orang tua dan guru sekolah. Kesan bahwa anak yang tidak mau diam dan hiperaktif sebagai anak yang nakal seringkali sulit untuk disangkal karena biasanya memang kita dapatkan kecenderungan anak-anak tersebut tampak tidak disiplin, tidak bisa diatur, susah diajak bicara dan ketika dipanggil seperti tidak mendengar. Kondisi yang mendasari keadaan tersebut dapat beragam dan kadang membingungkan orang tua serta guru sekolah yang melihatnya.

Orang tua dan guru sekolah biasanya menyebut anak-anak ini sebagai anak nakal dan bodoh. Padahal kondisi dengan perilaku yang sama seperti yang digambarkan di atas dapat kita temukan pada anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), Gifted Children (Anak Cerdas Berbakat), autis, atau anak yang mengalami Retardasi Mental (RM). Pada anak dengan diagnosis seperti itu, guru dan orangtua seringkali mengatakan adanya kesulitan belajar di sekolah. Padahal, kesulitan belajar yang terjadi pada anak RM sangat berbeda dengan yang bukan RM. Oleh karena itu, penting sekali untuk membedakan antara kesulitan belajar dan kesulitan belajar spesifik

Diagnosis yang tidak tepat pada anak dengan kesulitan belajar akan berakibat pada penanganan yang juga tidak tepat. Implikasi hal tersebut tentu dapat menyebabkan kesalahan dalam membuat prediksi jangka panjang pada aspek akademik anak. Anak yang menderita ADHD dan RM sama-sama mengalami kesulitan belajar, namun sangat berbeda dalam hal pendekatan diagnosis, tata laksana dan prognosis jangka panjangnya. Uraian pada Artikel ini akan menjelaskan perbedaan antara kesulitan belajar yang terjadi pada anak ADHD dan RM.

I. Attention Deficit Hyoperactivity Disorder (ADHD)

Definisi

Attention Deficit Hyperactivity Disorder merupakan kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat adanya gangguan pada gen transporter dopamin dan gen reseptor dopamin D4. Gangguan tersebut terjadi pada sistem dopaminergik dan nor-adrenergik yang menyebabkan adanya disfungsi pre-frontal dan sirkuit fronto-striatal. Prevalens ADHD adalah 3-5% anak usia sekolah dengan tingkat kecerdasan normal atau di atas normal. Anak dengan ADHD yant tidak mendapat terapi adekuat dengan gejalanya akan menetap sampai dewasa pada lebih dari 50% kasus. Hal lain yang penting untuk diketahui juga adalah bahwa lebih dari 30% anak ADHD memiliki lebih dari satu komordibitas.

Manifestasi Klinis

Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi, hiperaktifitas dan implusivitas. Inatensi dapat berupa keluhan susah konsentrasi, mudah sekali teralih perhatiannya, sering lupa akan barang-barang pribadinya dan bahkan lupa pada tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Hiperaktifitas pada anak ADHD dapat terlihat dalam berbagai bentuk. Anak tampak tidak bisa tenang dan selalu ingin bergerak. Istilahnya, kalau bisa lari lebih baik lari saja atau bahkan memanjat apapun yang berada di sekitarnya. Anak kerap tampak gelisah, hilir mudik tidak menentu, tidak jelas apa yang dikerjakan, bahkan duduk pun sambil menggoyang-goyangkan badannya. Sat bermain, anak tidak bisa bermain dengan “tenang” dan selalu ingin bergerak seperti ada mesin penggeraknya. Anak terlihat rusuh, tergesa-gesa “clumsy”, dan grasa grusu.

Bila sedang berjalan anak sering menabrak benda-benda di sekitarnya sehingga seringkali, dengan perilakunya yang seperti itu, akan menyebabkan barang-barang yang berada di dekat anak berjatuhan. Bentuk Implusivitas dapat berupa anak sering melakukan interupsi, “acting without thinking”, dalam bermain cenderung melakukan hal-hal yang mengundang bahaya, tidak bisa berbagi atau bertoleransi, tidak bisa antri, dan jahil.

Sebutan nakal untuk seorang anak dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan keluarga sehari-hari termasuk aturan-aturan yang diberikan oleh orangtuanya serta faktor kebiasaan atau kultur suatu daerah. Anak yang dikatakan nakal menurut pandangan seorang guru mungkin akan berbeda apabila hal ini kita tanyakan pada kedua orangtuanya. Sebaliknya, anak yang dikatakan nakal oleh kedua orangtuanya mungkin dengan observasi dan pemeriksaan menggunakan “tool” khusus untuk ADHD akan berbeda hasilnya. Oleh karena itu, keterangan lengkap dari kedua orangtua anak, pengasuh, orang-orang di sekitar anak (teman, tetangga, guru) menjadi sangat berharga dalam menentukan apakah anak yang kita hadapi ADHD atau bukan. Hal tersebut penting karena sebagian besar penderita ADHD memiliki IQ normal, bahkan diantaranya ada yang diatas rerata.

Bagi anak-anak dengan perilaku hiperaktif seperti itu, apabila tidak mendapat terapi farmakologis yang dikombinasi dengan terapi perilaku, maka potensi anak akan tertutup oleh perilaku hiperaktifnya. Selama di sekolah, anak mungkin akan tampak tidak mau diam, berpindah dari satu kursi ke kursi lain, mengganggu temannya yang sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, jahil terhadap teman-temannya baik di dalam maupun di luar sekolah, atau tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Hal tersebut tentu menjadi keluhan guru pada orang tua anak. Apabila anak-anak ADHD itu tidak mendapatkan terapi yang adekuat, di kemudian hari anak dapat berkembang mengarah kepada perilaku kriminal seperti mengutil, mencuri, mencoba-coba narkoba, merusak barang milik orang lain, dan cenderung berkembang ke arah masalah perilaku yang lain misalnya conduct disorder (CD).

Dampak dari perilaku anak ADHD di sekolah yang mungkin dapat terjadi adalah anak tidak memperhatikan tugas pelajaran yang diberikan guru, dan kalaupun mengerjakan tugas maka tugas yang dikerjakan itu sering tidak selesai. Anak tidak bisa mengikuti aturan-aturan di kelas, tidak tertib, tidak sopan, mengganggu teman dan bahkan gurunya, sering mendapatkan hukuman dan sering melawan. Dampak bagi individu ADHD itu sendiri yaitu adanya gangguan emosi, rasa rendah diri, dan pada saat dewasa akan tampak memiliki kepribadian yang “sulit”.

Terapi

Terapi penderita ADHD adalah pemberian obat (farmakoterapi) dengan pilihan metilfenidat. Multimodal Treatment Study pada anak-anak dengan ADHD (MTA Study) melaporkan bahwa pemberian metilfenidat disertai dengan terapi perilaku akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan terapi perilaku saja.

Prognosis

Pada anak ADHD yang tidak mendapat terapi, sekitar 30% diantaranya dapat hidup normal. Walaupun demikian, 50-60% anak tetap bermasalah dengan konsentrasi dan implusivitas sehingga mengalami kesulitan di tempat kerja, hubungan interaksi sosial yang buruk, rasa percaya diri rendah, maupun emosi labil. Sekitar 10-15% anak akan mengalami masalah psikiatrik, menjadi anti-sosial, depresi, menyalahgunakan narkoba atau alkohol, mengedarkan narkoba, bahkan melakukan tindak kriminal.



II. Retardasi Mental

Penderita Retardasi Mental (RM) memiliki kemampuan fungsi intelektual di bawah rerata dan mengalami gangguan keterampilan adaptif pada anak yang berumur kurang dari 18 tahun. Keadaan ini dapat disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, psikososial, atau gabungan dari ketiganya. Menurut definisi dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV), RM merupakan kondisi bila fungsi intelektual secara bermakna berada di bawah rerata yang menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaptif dan bermanifestasi selama periode perkembangan, yaitu sebelum umur 18 tahun. Penderita RM mengalami kesulitan dalam hal belajar, menguasai keterampilan baru, adaptasi dengan berbagai kondisi sosial, berkomunikasi, dan berprestasi akademis.

Prognosis

Fungsi intelektual dapat ditentukan dengan menggunakan tes-tes keceradasan yang telah diakui. Istilah “secara bermakna di bawah rerata” didefenisikan sebagai nilai kecerdasan atau IQ (Intelligence Quotient) <- 70 sedangkan fungsi adaptif dapat kita ukur dengan menggunakan skala Vineland Adaptive Behaviour Scale atau Check List Behaviour Scale yang dapat menilai adanya gangguan komunikasi, sosialisasi, keterampilan motorik, dan keterampilan dalam hidup sehari-hari. Berikut ini adalah klasifikasi RM berdasarkan DSM IV :

Retardasi Mental Ringan                                        : tingkat IQ 50-55 sampai 70
Retardasi Mental Sedang                                       : tingkat IQ 35-40 sampai 50-55
Retardasi Mental Berat                                          : tingkat IQ 20-25 sampai 35-40
Retardasi Mental Sangat Berat                                : tingkat IQ dibawah 20 atau 25
Retardasi Mental dengan keparahan tidak ditentukan : jika terdapat kecurigaan kuat adanya retardasi mental.
Selain pembagian seperti tersebut diatas, terdapat pula pembagian RM berdasarkan derajat keparahan dan kemampuan belajar menurut The National Information Center for Children and Youth with Disabilities seperti yang dapat dilihat pada tabel 1.

Etiologi

Kebanyakan kasus RM tidak diketahui penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa faktor resiko penyebab RM, yaitu (1) selama kehamilan : kelainan genetik, TORCH, usia ibu, faktor gizi, rokok, narkoba, (2) selama persalinan : pendarahan, prematuritas, bayi kecil, kesulitan pernafasan, infeksi, kejang, (3) setelah lahir : infeksi otak, sepsis, dan (4) lain-lain : gizi buruk, gangguan metabolik, kelainan endokrin.

Etiologi

Diagnosis RM berdasarkan adanya temuan bentuk perilaku tertentu yang ditemuykan pada saat dilakukan pemeriksaan dan riwayat perkembangan anak. Instrumen diagnostik RM yang utama adalah berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder-IV (DSM-IV).

Gejala Lain Retardasi Mental

Selain yang telah disebutkan di atas, berikut ini adalah gejala lain yang sering ditemukan pada anak RM :

Rentang atensi singkat, sangat mudah terdistraksi
Kesulitan dalam hal transisi
Lebih menyukai bermain dengan anak yang lebih kecil usianya
Takut mencoba hal-hal baru
Kesulitan dalam memecahkan masalah
Daya ingat tidak baik
Ketidakmampuan untuk menerapkan kemampuan yang telah dimiliki pada situasi baru
Sering menabrak atau jatuh karena kontrol batang tubuh yang tidak baik
Berbicara dengan gaya anak kecil
Gampang Frustasi/marah dengan perubahan atau transisi

Di kalangan para dokter, sering terdapat anggapan bahwa keterlambatan perkembangan sama dengan keterlambatan mental. Padahal, kedua hal tersebut berbeda seprti yang dapat dilihat pada tabel 4.

Tata Laksana

Sama seperti anak-anak lainnya, anak RM juga memiliki kapasitas untuk belajar, tumbuh dan berkembang. Anak RM diharapkan dapat menjadi bagian dari suatu komunitas masyarakat yang produktif melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat. Mereka berhak mendapatkan “kebutuhan khusus” yang meliputi :

Pelayanan Kesehatan
Pendidikan khusus sedini mungkin melalui program stimulasi bayi sampai usia pra-sekolah.
Program pendidikan khusus sesuai tingkat retardasi
Pendidikan Fungsional
Pelatihan Transisional
Kesempatan belajar hidup mandiri.






Implikasi Bagi Dunia Pendidikan

Walaupun memberikan gambaran perilaku yang sama (terutama perilaku hiperaktif), anak yang menderita ADHD dan RM memiliki potensi akademik yang berbeda. Oleh karena itu, kedua bentuk kelainan perkembangan ini tidak tepat bila dimasukan dalam satu sekolah regular dengan kurikulum pendidikan yang sama. Keduanya mengalami kesulitan belajar, namun kesulitan belajar yang ditemukan pada anak ADHD merupakan kesulitan belajar yang disebut kesuliatan belajar spesifik (disleksia, disgrafia, dan diskalkuli). Pada anak retardasi mental, kesulitan belajar yang kita temukan adalah merupakan kesulitan belajar pada semua aspek yang berkaitan dengan akademik/kognitif.

Implikasinya bagi dunia pendidikan, tentu kita harus menyiapkan sekolah yang sifatnya khusus (bisa sekolah inklusi atau special need school). Tenaga pengajar yang berada dalam sekolah tersebut memang disiapkan untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus ini, walaupun sejatinya mereka adalah pendidik. Oleh karena itu, mungkin diperlukan perubahan di dalam sistem pendidikan bagi para calon pendidik ini dengan memberikan kepada mereka bekal pengetahuan tentang anak-anak berkebutuhan khusus yang ditinjau tidak hanya dari aspek pendidikannya saja, tetapi juga dari aspek perkembangan saraf dan perilaku anak. Melihat hal tersebut diatas, kerja sama antara pemerintah (dalam hal ini kementrian pendidikan nasional) dengan profesi lainnya yang terkait sangat diperlukan.




Kesimpulan

Secara sepintas, ADHD dan RM dapat sama terlihat tidak bisa diam, tapi sangat berbeda dalam hal kontak, interaksi sosial dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi dan terutama sangat berbeda dalam kemampuan kognitifnya. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan bagi keduanya  pun berbeda walaupun berada dalam satu sekolah regular yang sama. Tenaga pendidik yang khusus diperlukan agar potensi optimal dari anak ADHD dan RM dapat tercapai. Luaran jangka panjang kedua kelainan ini sangat berbeda sehingga diagnosis yang tepat pada anak dengan masalah perilaku hiperaktif sangat penting.


Sumber :
http://jendelaanakku.net/index.php?option=com_content&view=article&id=100:diagnosi

BUDAYA TIMUR vs BUDAYA BARAT


 Ikon-ikon ini diciptakan oleh seorang cewek bernama Yang Liu yang berkebangsaan China tapi berpendidikan di Jerman.
Ikon-ikon ini dibuat oleh Yang Liu untuk menggambarkan perbedaan antara budaya Barat dan budaya Timur.
  Ada 17 ikon dibawah ini, sangat simple tapi benar-benar bisa diartikan secara luas dengan mudah.

Note : Blue = West Culture, Red = East Culture


1.  KEMARAHAN

Apabila orang "bule" marah, maka kita akan dengan mudah tahu bahwa dia marah melalui body language-nya. 
Kalau di budaya Timur, kita akan susah mengetahui apakah seseorang lagi marah atau tidak. Kadang tersenyum dan tetap ramah tapi dalam hati dongkol setengah mati.

2.  RELASI

Orang "bule" kebanyakan hanya menjalin hubungan dengan orang-orang tertentu saja. Kalau butuh ya berhubungan kalau tidak butuh ya sudah lah ..... 
Kalau orang Timur berhubungan dengan banyak orang. Semua jadi relasi. Semakin banyak relasi, bisnis jadi lancar hehe . Betul nggak, Gan? (ketahuan kalau sering memakai istilah bisnis di TokoBagus. com, hehehe .... )

3.  DEFINISI KECANTIKAN


Di kebudayaan Timur, semakin putih cewek, semakin cantik dia. Lihat saja iklan-iklan skin whitener yang merajalela. Cewek-cewek yang sangat terobsesi juga sangat takut terkena sinar matahari. Pakai baju lengan panjang, jaket atau payung jika pergi keluar. 
Bandingkan di negara-negaranya orang "bule", dimana orang lebih suka dengan kulit yang agak berwarna. Mereka orang "bule" nggak menyukai kulit putih yang dianggap pucat. Ada kebanggaan tersendiri kalau kulit mereka bisa lebih "berwarna". Hhhhmmmm ... mungkin ini juga yang menyebabkan banyak pria "bule" yang kawin dengan orang Indonesia, hehehe .....

4.  HARI-HARI TUA

Sekarang di sini kita lihat saja, banyak kakek dan nenek yang sedang momong cucunya. Sementara orang tua mereka bekerja, yang momong anak ya "embah-embah"nya. Sangat menyenangkan bagi mereka untuk menghabiskan hari-hari tua dengan momong cucu-cucunya. Beda sekali di negara barat. Karena karakter "independence" orang "bule", maka kebanyakan begitu pula pilihan mereka menghabiskan hari tua. Jarang sekali ada orang tua yang tinggal bersama dengan anaknya.

5.  DI RESTORAN

Coba kita simak restoran di sini, pasti rame banget, kan? Bahkan ada yang ketawa ketiwi dan berisik, deh. Kalau orang "bule", di restoran bisik-bisik ngomongnya :)

6.  SAYA

Orang "bule" selalu berfikir tentang SAYA. Sementara kita selalu berfikir sebagai bagian kecil dari suatu kelompok.

7.  CARA MENGATASI MASALAH

Perbedaan ini yang kadang bikin orang "bule" yang tinggal di Asia jadi frustasi. Karena cara orang Asia untuk mengatasi suatu masalah itu begitu "mbulet". Kadang malah masalah utamanya tidak terselesaikan. Yang penting tetap jalan walaupun masalah tidak selesai. Beda sama "bule" yang frontal dalam menyelesaikan masalah.

8.  ANTRIAN


Nah, yang ini kayaknya kita semua sudah tahu adat kita kalau pas antri. Berantakan, Gan. Siapa cepat dia duluan, dah. Gara-gara ini pula, untuk lebih mengajarkan kesopanan dalam mengantri di China sesaat sebelum Olimpiade dilaksanakan disana, tiap bulan sekali diadakan Hari Antri Nasional, hehehe. Kalau di Indonesia??? Tiap hari kali ya, xixixi .....

10.  WAKTU MANDI




Orang "bule" suka mandi waktu hari panas. Orang kita sukanya mandi sebelum matahari terbit, hehehe ....

11.  JALAN-JALAN HARI MINGGU


Karena ke-individualisan-nya, orang "bule" lebih suka istirahat dengan menyendiri saja. Tidak suka di keramaian. Lha wong istirahat tapi kok ke tempat yang rame, mungkin gitu mikirnya. Kalau di kita, waktu libur enak ke mall donk. Cari tempat-tempat yang rame buat kongkow :)

12.  ANAK-ANAK




Lihatlah kita, kita akan bekerja sekuat tenaga demi anak-anak kita. Demi keturunan kita. Untuk anak-anak "bule", mereka dibiasakan mandiri sedari kecil. Mereka harus terbiasa sendiri dan sebisa mungkin tanpa bantuan orang tua.

13.  DI PESTA
Di pesta orang "bule", biasanya berbincang-bincang secara terpisah gitu. Paling bergerombol 2~4 orang lah. Di indonesia, lebih seru kan kalo bareng-bareng acaranya. Diatur sama MC gitu, jadi tidak terpisah-pisah. Kalau terpisah-pisah begitu, mendingan jalan sendiri ajah deh.

14. TRANSPORTASI


Jaman dulu orang "bule" tahun 70-an dah pakai mobil, Gan. Sekarang ganti naik sepeda atas nama generasi hijau katanya. Di Indonesia dulu pakai sepeda (itupun yang berduit, yah?), karena mobil langka, Gan. sekarang Jakarta, Surabaya dan kota-kota Metropolitan di Indonesia macet gara-gara banyak mobil.

15.  BOS
Di perusahaan-perusahaan "Barat", bos itu part of the team. Dia bagian dari tim. Tapi kalau di perusahaan-perusahaan Asia, bos itu seperti dewa, Gan.
Takutnya minta ampun lah kalau sama bos. Bos salah aja, anak buah ngga kada yang berani nentang atau protes.

16. TRAVELING




Orang "bule" traveling buat lihat pemandangan yang "segar-segar." Kalau kita, yang penting foto-fotonya jangan lupa, sampai kadangkala narsis, Gan.

17.  WAY OF LIFE
                                       Dari ikon nya aja udah ketahuan, kan?

18. MAKANAN

Orang "bule" suka makanan Asia yang sehat, penuh sayur dan rempah. Sementara kita suka makanan yg kebarat-baratan biar dianggap gaya dan nggak ketinggalan jaman.



sumber: http://juandry.blogspot.com/2010/03/18-perbedaan-antara-kultur-barat-dan.html

CINTA TAK SELAMANYA INDAH


"Cerpen ini, adalah salah satu cerpen yang menunjang kelangsungan pendidikanku  di Sekolah Menengah Atas dulu. Ya, di saat biaya pendidikan di Indonesia yang tidak murah, dibutuhkan suatu motivasi untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri kita. Dan ini salah satunya ......"


    Rumah sakit! Avi memasuki lorong-lorong dengan tergesa. Dari dulupun Avi benci tempat ini. Banyak tangan-tangan malaikat kematian bertebaran disini. Semua serba putih dengan bau khas yang tidak pernah berubah.
   “Chris !?”
   Cowok berambut pirang itu menoleh. Mengembangkan senyum yang sepertinya dipaksakan. “Aku tidak apa-apa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku hanya butuh istirahat. Itu saja,” katanya seperti bisa menebak pertanyaan yang bakal meluncur dari mulut Avi.
   “Tapi, Chris … “
   “Sudahlah. Seperti kataku tadi, semuanya baik-baik.”
  Cowok itu kembali mengancingkan kemeja flannel kotak-kotaknya. Tuhan, Avi baru menyadari betapa kurusnya Christopher sekarang. Jauh berbeda dengan sosok Christopher yang dikenalnya dua tahun lalu….

   “Shittt …. !” Avi mengumpat pelan. Buku-bukunya berserakan di sekitar pintu lift. Cowok bule yang menabraknya tadi tak kalah kaget.
   “Sori. Aku tergesa-gesa. Kamu baik-baik saja, kan?”
  Avi melotot. Mengumpat pelan hingga akhirnya ikut tersenyum meski kecut ketika cowok bule yang ternyata cukup tampan itu melempar pesona senyumnya seraya berjongkok membantu Avi memunguti buku-bukunya.
   “Saya Chris, penghuni lantai 5 apartemen ini. Kamu?”
Avi diam menanggapi. Penghuni lantai 5 ? Berarti apartemen yang letaknya di ujung lorong. Hanya penghuni apartemen di ujung lorong itu satu-satunya yang belum Avi kenal. Kabarnya memang disewa cowok asal Australia.
   “Kamu suka baca novel?”
   Chris mengambil satu dari sekian buku di tangan Avi. Salah satu karangan Sherlock!
  “Entahlah. Aku membacanya sekedar membunuh kejenuhan menghadapi diktat-diktat kuliah,”ujar Avi dengan keberanian yang luar biasa.
   Chris kembali mengembangkan senyum. “Oke. Kalau kamu ada waktu, mampirlah ke tempatku. Aku punya beberapa novel yang bisa kamu pinjam. Daagg …”
   Cowok itu berjalan dalam gaya cueknya. Avi memandang kepergiannya tanpa berkedip. Untuk kali pertama Avi bisa merasakan debar-debar aneh melingkupi perasaannya.
   Avi jadi sering melamun. Hampir tiap hari ia lewati apartemen Chris di ujung lorong lantai 5 seraya berharap wajah tampan itu bakal ditemuinya disana. Dan kecewa itu terpaksa harus diredamnya. Apartemen Chris selalu tertutup rapat seperti biasa. Tidak ada yang berubah.
   “Halo?!”
   Avi tersentak. Tuhan, suara khas itu begitu renyah terdengar. Suara yang begitu lama Avi rindukan. Untuk sesaat Avi hanya bisa termangu, menatap lama cowok yang kini berdiri tepat di hadapannya.
   “Pantas aku seperti mengenalmu. Ehm, aku ingat sekarang. Kamu juga menempati salah satu apartemen di lantai 5 ini.”
   Avi menelan ludah. Satu katapun belum keluar dari mulutnya. Ternyata Chris cukup ramah. Jauh berbeda dengan sikap tak acuhnya.
   “Bagaimana? Mau mampir ke tempatku? Kamu bisa mencicipi pancake apel buatanku !”
   “Tidak … aku tidak bisa,” terbata Avi menjawab pertanyaan itu.
   Wajah putih bersih Chris seperti kecewa. Hampir saja Avi menuruti permintaannya kalau saja batas itu tidak hadir dalam otak kepalanya. Ah, tiba-tiba Chris menepuk jidat kepalanya. Tentu. Gadis Indonesia kebanyakan masih terbelenggu oleh adat tradisinya. Bagus itu. Tapi terkadang adat itu sedemikian membelenggu hingga membuat mereka terpuruk oleh ketidakpastian dalam bersikap. Dan ketika hal itu diutarakan olehnya, Avi melotot seperti ingin mendamprat mulut usilnya.
  “Why?” senyum Chris terkembang seperti biasa. Dan senyum itu pula yang sepertinya berhasil menghipnotis realita dan alam pikir milik Avi.
   Begitulah. Dua tahun menjalin persahabatan membuat Avi semakin mengenal pribadi Chris. Tidak mudah menyelaraskan dua pribadi yang berbeda. Dan Avi tidak berniat untuk merubahnya. Biarlah Chris menjalani kehidupannya dengan apa adanya. Tanpa terusik oleh hal-hal yang berbau “ketimuran” yang menurut Chris adalah kuno. Hingga akhirnya …..
  “Aku begitu takut menceritakan sebuah rahasia yang tetap kusimpan selama ini. Dan rahasia ini bagai membelenggu dan memenjarakan diriku,” kata Chris suatu malam ketika mereka berada di sebuah pesta kenalan Chris.
   “Dua posisi yang tentunya membuatmu cukup menderita seperti ini,” ucap Avi seraya menggenggam erat tangan kurus milik Chris. Berharap dapat memberinya sedikit kekuatan.
   “Aku lelah, Av. Semakin ingin kusembunyikan, semakin hal itu membelenggu diriku. Aku yakin kamu dapat mengerti kenapa selama ini aku menutup pintu hatiku meski aku begitu menyayangi dirimu. Dan aku berharap rahasia ini tidak akan merubah perasaanmu padaku.”
  Seperti biasanya, Avi diam menanggapi. Entahlah. Begitu banyak makna yang tersirat dalam ekspresi wajah Chris. Begitu sedih raut wajah yang kini semakin cekung oleh waktu. Chris, beban apa yang tengah kau pikul sekarang, rintih batin Avi.
  Chris menggenggam tangan Avi dan meremasnya lembut. Cowok itu telah duduk tepat di hadapan Avi dengan jarak tak seberapa.
   “Aku sakit, Av. Lima tahun lalu aku baru sadar bahwa umurku tergantung hitungan hari …. “ Cowok itu menghentikan kalimatnya. Menarik nafas dan menerawang jauh. Sementara Avi masih mencoba mencerna kata-katanya.
  “Chris,” panggil Avi seraya menyentuh lembut lengan putih milik Chris. Dan Avi seperti tak dapat mempercayai apa yang kini tengah terpampang di hadapannya. Ini bukan mimpi, bukan pula sebuah khayalan. Dua butiran bening bergelayut di sudut mata biru milik Chris. Mata biru yang tidaak lagi bersinar seperti dulu.
  “Kamu harus tahu, Av. Aku tidak mau membohongimu hanya karena virus HIV sialan yang telah menggerogoti tubuhku !”
  Tak ada reaksi dari gadis itu. Avi seakan tenggelam oleh ketidakpercayaan. Tidak mungkin. Tuhan, katakan kalau ini hanya sebuah mimpi buruk.
  Chris menatapnya dengan seribu satu macam pertanyaan yang tak juga terjawab. Wajah cantik itu mengisyaratkan beragam makna yang tak dapat ia tangkap. Ada kelegaan manakala Avi kembali menatapnya lembut.

   Beberapa hari Avi mencoba menghindari Chris. Entahlah. Kata-kata Chris tentang penyakit yang paling menakutkan itu terus tergiang di telinganya. Dan ketakutan itu tiba-tiba melingkupi sebagian perasaannya. Padahal kalau mau jujur, bukankah Chris lebih takut dari siapapun di dunia ini ?
  Dalam kebingungan itulah Avi terus berlari menghindari Chris dan sosok bayangannya yang selalu hadir dalam angan dan mimpi-mimpinya. Avi benar-benar menjadi seseorang yang munafik !
  “Dari dulu kamu memang egois,” pancing May ketika Avi menceritakan masalahnya.
  “Egois? Ah … kamu tidak mengerti. Aku tidak memusuhinya. Aku hanya memusuhi penyakit yang ada dalam dirinya.”
  “Atas dasar apa? Moral? Bukankah itu yang selama ini selalu kamu agungkan?”
  “Ya,” aku Avi jujur. “Bukankah penyakit yang kini tengah menggerogoti tubuhnya telah menunjukkan kebobrokan moralnya?”
  “Ah … itu lagi. Kepalamu hanya dipenuhi oleh moral yang semu, Av. Kapan kamu mau mengerti. Tidak seharusnya kamu menjatuhkan vonis sebelum tahu kebenarannya.”
  “Kamu membelanya ?!” tuding Avi penuh kemarahan.
   May menggigit bibirnya, erat.
  “Maaf. Aku tidak sedang membela siapapun. Tapi aku yakin Chris tidak serendah seperti apa yang kamu tuduhkan.”
  “Teori ….,” Avi tersenyum mengejek.
 “Ya, aku memang lebih suka berteori secara rasional daripada memvonis tanpa sebab. AIDS bisa dikarenakan banyak hal. Percuma aku di kedokteran kalau aku tidak bisa meyakinkan kamu akan banyak hal tentang AIDS.”
  “Sebegitu pentingkah ?” sungut Avi sinis.
  “Ya. Kalau kamu tidak mau melakukannya, aku yang akan maju,” sahut May kesal.
  “Kamu?” Avi memandang sahabatnya tak percaya.
  “Tuhan … begitu naïf pikiranmu, Av. Sudahlah, sulit sekali memecah dinding keegoisanmu. Kamu masih mencintainya ?”
    Avi terdiam. Mencintai Chris ? Selalu. Kalau saja Avi berani menghadapi kenyataan, tidak sulit menjawab pertanyaan yang satu itu.
  Tapi apa pengaruhnya sekarang? Chris sudah tidak mempercayainya lagi. Bahkan Chris berani menuduhnya seperti yang lain. Tidak ada sisa kebanggaan pada diri Avi seperti dulu. Tidak sama sekali !
   Avi menggigit bibirnya kuat-kuat. Galau di hatinya kembali menyelimuti seluruh perasaannya. Tuhan, betapa munafiknya aku kini, batinnya sendu.
    “Beri aku waktu, Chris. Aku belum siap menerima itu semua … “
   Chris menatap Avi tak percaya.
   “Please, Chris. Mengertilah!”
  “Kukira kamu lain, Av. Semula kukira akan kutemui kedamaian bila berada di dekatmu. Ternyata aku salah,” Chris seperti mengeluh.
   Avi diam tersekat. Wajahnya menunduk dalam. Keheningan itu berlangsung lama.
  “Sudahlah. Itu bukan salahmu. Semua memang salahku karena terlalu berharap banyak darimu.”
  Tubuh yang semakin kurus itu mulai melangkah berlahan. Avi hanya bisa diam diantara kebingungan yang morgana. Tak banyak yang bisa ia lakukan. Sampai akhirnya …..
   “Chris!”
  Cowok itu tetap pada aktivitasnya semula. Tetap melangkah tanpa menoleh. Pelan, bayangan tubuhnya mulai lenyap di keremangan malam. Ketakutan itu semakin menghantui diri Christopher. Sepertinya kematian akan selalu berada di dekatnya. Batinnya memang meronta, tetapi dengan ketabahan yang luar biasa, secara bertahap ditahlukkannya perasaan itu. Hanya saja semakin sulit melepas perasaannya pada Avi. Dan ia yakin perasaan itu akan terus mengukungnya apabila ia tetap berada dalam keterasingan seperti ini. Satu-satunya jalan adalah pulang ke Australia. Pulang ke pangkuan ibunya yang telah lama menanti kehadirannya.

  Avi diam tak bergerak. Memandang nisan pualam di hadapannya tak percaya. Rasa penat akibat penerbangan Indonesia – Australia tak lagi terasa. Sepucuk surat biru muda yang tadi diselipkan perempuan paruh baya di kantongnya telah berada di tangannya. Surat terakhir yang ditulis Chris dalam kesakitan menyongsong hari kematiannya.

Melbourne, Australia
Dear Avi
Setelah beberapa kali terjebak dalam perasaan tak menentu, aku tak pernah lagi mengandalkan naluri. Aku melindungi diriku kuat-kuat.dengan sikap dingin dan sinis sekeras batu. Hingga akhirnya aku sadar bahwa aku menghendakimu. Aku tak kuasa melawan kekuatan dari dalam diriku sendiri.
Dulu, ketika terpojokkan oleh nasib, aku berhasil meyakinkan diri bahwa nasib bisa dilawan. Tiba-tiba kini, aku ingin sekali percaya bahwa nasib memang bisa saja menentukan kehidupan manusia. Aku sempat berharap bahwa takdir yang mempertemukan kita akan merubah semuanya karena ada sentuhan tangan Tuhan.
Kalaupun ternyata nasib berjalan sendiri, aku tak sanggup melawannya. Aku sudah cukup bahagia hanya dengan mengenang dan merindukanmu. Bagiku, kebahagiaan bukan suatu tujuan dalam dimensi ruang dan waktu, melainkan detik-detik terpilih yang dapat dilewatkan dengan hati damai.
Kekejaman nasib yang menimpaku harus kuterjang. Kehidupan terus berjalan, Av. Tetapi aku ingin berhenti pada rasa bahagia ini saja. Bahagia dapat menyayangimu dan merasa jadi manusia kembali. Aku pergi karena ingin terus mengenangmu dalam kebahagiaan. Terus memilikimu dengan caraku sendiri. Terus bisa percaya bahwa jatuh cinta adalah rahmat. Dan dalam kelelahanku berjuang, kini aku tak akan pernah kehilangan dirimu lagi.

                                                                                                Love
                                                                                    Christopher Edward


Thursday 29 March 2012

FILOSOFI BAMBU





Pembaca,
  Berguru tidaklah hanya pada dosen di ruang kuliah. Tapi, juga pada alam. Alam yang menjadi ruang seluruh denyut kehidupan ini bisa menjadi mahaguru yang baik.
  Banyak hal yang bisa kita pelajari dari alam. Kita bisa belajar banyak tentang filosofi hidup. Bahkan, apa yang tidak ada dalam buku dan diktat pelajaran, bisa kita dapatkan dalam buku raksaksa bernama alam. Nah, kali ini, saya ingin mengajak pembaca untuk belajar dari pohon bambu.
 Alkisah, ada seorang pemuda yang bertekad menjadi seorang pendekar sakti. Dia mengembara untuk mencari seorang guru terbaik yang bisa mengajarinya ilmu bela diri. Setelah ketemu, dia berusaha keras agar guru sakti itu mau menerimanya menjadi muridnya. Namun, ada satu syarat yang diminta guru itu, yakni si murid harus mengikuti pelajaran apa pun yang diberikan. Pemuda itu menyanggupi.
  Guru itu menyuruh si pemuda untuk menimba air, mencuci baju, dan memanjat pohon untuk mencari sarang burung dan telurnya. Itu harus dilakukan setiap hari tanpa absen satu kali pun. Lama kelamaan, selama dua tahun, pemuda itu mulai gelisah. Kebosanan mulai merayap di hatinya.
 Dia merasa dikerjain oleh gurunya. Pada tahun ketiga, kebosanan seakan memuncak dan membuatnya berani mengungkapkan protes pada gurunya. Dia siap mengundurkan diri dari padepokan. Sang guru tahu benar isi hati pemuda itu.
 Diajaklah pemuda itu ke sebuah taman penuh dengan tanaman bambu. Sang guru menyuruh pemuda itu mencabut satu pohon bambu saja. Pemuda itu mencoba dan tidak berhasil. Ia mencobanya berkali-kali dan kegagalan yang sama terulang terus.
 Guru itu mulai bercerita soal pohon bambu. Bambu, katanya, adalah tanaman yang unik. Waktu ditanam, kurang lebih empat tahun pertama, bambu belum menampakkan pertumbuhannya yang penting. Tapi, pada saat itulah, akar-akar bambu tumbuh subur.
 Pada tahun kelima, setelah pertumbuhan akarnya selesai, barulah batang bambu akan muncul. Tumbuh, menjulang ke atas langit. "Itulah yang sedang kamu pelajari. Belajarlah dari pohon bambu ini. Kalau kamu mau menjadi orang hebat dan besar, kamu harus membangun pondasinya lebih dulu. Itulah yang sedang saya latihkan padamu selama tiga tahun ini," kata guru itu.Tekun dan gigih
 Pemuda itu mulai menyadari maksud gurunya. Dia malu dan melanjutkan pelajaran beladirinya. Kita perlu belajar seperti pemuda itu. Untuk menjadi baik dan memperoleh kesuksesan, tidak ada jalan lain selain ketekunan dan kegigihan dalam berusaha.
 Namun, orang cenderung malas berproses, apalagi kalau proses itu sarat dengan kerja keras, keringat, dan penderitaan. Filosofi bambu ini mengajarkan kita untuk setia menanam dan merawat.
 Memang hasilnya tidak akan langsung kelihatan. Tetapi, selama kita terus maju dengan gigih dan berusaha, pada saatnya kita akan memetik hasilnya. Persis seperti suatu kata bijak, orang yang pergi ke ladang dengan cucuran air mata akan pulang bersama berkas panennya dengan sorak-sorai. Intinya, tidak ada kesuksesan sejati yang gratis. 
  Pelajaran kedua dari bambu adalah soal karakter dan cara hidupnya. Bambu adalah satu-satunya tanaman di Asia Pasifik yang fungsinya sangat banyak. Ia pun bisa hidup di alam dengan ragam cuaca, dari tropis ke subtropis. Dari klasifikasinya, bambu tergolong dalam tanaman rumput. Tapi, bambu adalah rumput spektakuler.
  Tingginya terentang dari 30 cm sampai 30 meter. Ia sebuah tanaman rumput yang unik. Nah, inilah pelajarannya. Meskipun berlatar tanaman rumput, bambu menjadi beda lantaran karakternya. Kegunaan dan caranya bambu mengekspresikan dirinya menjadikan bambu sebagai rumput yang berbeda.
   Dalam kehidupan pun, latar belakang kita sebenarnya bukanlah penentu. Tetapi, bagaimana kita berupaya mengekspresikan potensi diri, tidak peduli latar belakang yang ada. Itulah yang akhirnya membuat kita menjadi pribadi yang luar biasa.
  Filosofi bambu lainnya adalah soal kegigihan dan keinginan untuk hidup dalam situasi sulit sekalipun. Saat Hiroshima dan Nagasaki dihujani bom atom, hampir seluruh kehidupan di wilayah itu hancur, semua bangunan rata dengan tanah. Tapi, tidak lama, ada jenis makhluk yang kembali menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Tak lain adalah bambu. 
Bangkit dan maju
  Hal ini mengajari kita untuk tidak terkungkung oleh masa lalu, kegagalan, tetapi segera bangkit berusaha untuk maju. Tidak berlama-lama mengutuki kegelapan, tetapi segera bangkit untuk menyalakan pelita. 
Soal ini, bisa belajar dari petinju legendaris George Foreman. Foreman kalah telak oleh Muhammad Ali pada 1974 di Kinshasa, Zaire. Ini adalah peristiwa mengejutkan sekaligus memalukan. Foreman yang sebelumnya dielu-elukan bakal di atas angin, justru kalah.
  Banyak orang termasuk pendukungnya ikut mencaci makinya. Dunia pun segera melupakannya. Tapi, Foreman tidak mau dibekap oleh kegagalan itu. Dia mau menunjukkan sebagai pemenang sejati. Dia banting stir menjadi wirausahawan.
  Bahkan pada 1994 dia kembali naik ring dan mengalahkan Michael Moorer. Kemenangan ini menjadikan Foreman sebagai petinju tertua yang memenangkan sabuk tinju kelas berat. Itulah 'karakter bambu' pada diri Foreman.
  Terakhir, bambu juga mengajari kita soal fleksibilitas. Jarang kita menyaksikan bambu roboh. Di tengah tumbangnya pohon-pohon lain akibat serangan angin puting beliung, bambu tetap kokoh bergeming. Selain karena akarnya yang kuat, juga batangnya yang bergoyang bersama angin.
  Akibatnya, dalam cuaca dan angin kencang, pohon bambu bergoyang dan mengeluarkan desis suara, mengikuti irama angin. Tapi, tidak pernah tumbang. Padahal pohon lain dengan batang lebih besar justru tidak kuat menghadapi ganasnya angin.
Inilah yang saya sebut fleksibilitas. Pelajarannya? Kita perlu fleksibel dalam menghadapi tantangan dan kesulitan. Dengan begitu, kita tetap akan hidup dan berjaya. Saatnya belajar dari pohon bambu.

Dari berbagai sumber

HIDUP MAKSIMAL DENGAN OPTIMISME


 "Optimism leads to higher achievement than pessimism..." (Martin Seligman)

   Apakah Anda masih ingat dengan tes gelas yang diisi air minum setengahnya? Katanya, dari situ, kita bisa menilai apakah seseorang itu optimistis atau pesimistis. Seorang pesimistis akan cenderung melihat gelas itu setengah kosong. Dia akan berkata "Waduh, gelasnya sudah setengah kosong!" Sementara, orang optimistis akan melihat gelas itu terisi setengah air. Untuk gelas yang sama, dia akan berkata "Lumayan, masih ada setengah gelas airnya."
   Namun, menurut saya, orang yang superoptimistis akan mengatakan, "Lihat, gelasnya penuh. Setengah penuh dengan air dan setengahnya lagi penuh dengan udara." Itulah orang super optimistis. Dalam situasi apa pun, tidak ada yang buruk. Sebaiknya, kita senantiasa melihat hikmah dan sisi positifnya.
   Tidak mudah bersikap optimistis dalam segala situasi memang. Lebih-lebih, jika sejak kecil orang dikondisikan untuk berpikir pesimistis. Saya mengenal banyak orangtua yang tanpa sadar mengajari dan menularkan rasa pesimistisnya pada anak-anak mereka.
   Hal ini berurat akar melalui perkataan sehari-hari. Misalnya, orangtua yang bilang, "Jangan terlalu bersenang diri. Nanti, kalau jatuh, rasanya akan sakit sekali." Ada juga orangtua yang suka mengajarkan, "Kegembiaraan ini sesaat saja. Sebentar lagi, masalah lain akan datang" atau "Hidup ini sarat dengan masalah, Nak! Habis masalah satu, disusul masalah lainnya."
   Akibatnya, anak cenderung belajar dari ungkapan pesimistis ini. Tanpa disadari, hal ini memengaruhi sikap dan mental anak saat dewasa nanti dalam menghadapi realitas hidup.
   Burukkah menjadi orang pesimistis? Sebenarnya, relatif juga. Tapi, jika dihitung, orang pesimistis akan membayar 'ongkos kehidupan' lebih mahal dalam hidupnya dibandingkan dengan mereka yang optimistis. Biasanya, orang pesimistis akan menambah berat beban penderitaan, masalah, maupun kesulitan yang sedang dihadapinya.
    Nah, jika kita tempatkan dua orang, optimistis dan pesimistis, dalam situasi kegagalan yang sama, maka orang pesimistis akan merasa lebih sakit dan berbeban berat. Orang pesimistis akan menambahi beban hidupnya dengan pikiran negatif atas kegagalannya. Hal ini akan merongrong banyak aspek dalam hidupnya. Hidupnya akan semakin loyo dan tidak berenergi. Sementara itu, orang optimistis mungkin akan merasakan sakit juga.
   Namun, dia bisa mengendalikan diri dan mampu bangkit untuk kembali berjuang. Tidak mengherankan jika Daniel Goleman, ahli keceradasan emosional, pernah mengatakan, "Seorang pekerja yang optimistis akan mencapai hasil yang lebih gemilang justru saat setelah mereka kalah dan gagal, dibandingkan dengan seorang pekerja yang pesimistis".

OPTIMISME dan PIKIRAN POSITIF 
   Pakar optimisme, Martin Seligman mengatakan ; orang optimistis itu tidak sekadar berpikir positif atas segala hal. Namun,  dia juga yakin segala sesuatu akan menjadi baik. Oleh karena itu, dia terdorong melakukan sesuatu agar yang baik itu benar-benar terwujud. Pikiran dan tindakan menjadi satu. Buahnya tak lain berupa kemenangan.
   Saya baru saja bertemu dengan seorang kepala cabang suatu bank di Sumatra dengan nilai penghasilan terbaik se-Indonesia. Di matanya, saya melihat jiwa optimistis sejati. Dia bercerita tentang jatuh bangunnya mengelola cabang bank itu. Dulu, kantor cabang ini tidak diperhitungkan dan senantiasa ketinggalan dibandingkan dengan cabang di kota lain. Namun, dia memercayai bank itu akan bangkit. Dia bertekad melakukan sesuatu dan terwujudlah mimpinya itu. Dari enam tahun sampai sekarang, banknya mendapat predikat bank cabang terbaik se-Indonesia.
    Kisah bankir tadi mengingatkan kita pada kisah pertempuran Napoleon melawan tentara Italia di Lodi. Kekuatan Italia dua setengah kali lebih kuat dibanding pasukan Napoleon. Namun, Napoleon mengamini kata-katanya, "Saya seorang hebat yang ditakdirkan menang." Optimisme ini mendorongnya mengambil langkah taktis nan berani. Akhirnya, Napoleon menang telak. Kolaborasi optimisme dengan tekad kuat dan tindakan konkret mengantarkan Napoleon meraih kemenangan luar biasa.
   Contoh pribadi optimistis sejati lainnya bagi saya adalah pribadi Michael Jordan. Dia tahu, dan dia membakar teman-temannya dengan api optimismenya. Tidak pernah menyerah sebelum pertandingan usai. Bahkan, dia tetap optimistis bermain, sehingga terjadi beberapa momentum yaitu lawan hampir menang, tetapi di detik-detik terakhirnya, dia melakukan shot yang membalikkan kemenangan bagi timnya.
   Optimisme Jordan ini memang dipupuk sejak dia berusia 18-an tahun saat masih di University of North Carolina. Pernah terjadi, saat-saat detik terakhir di mana gelar NCAA menjadi taruhannya, tetapi Jordan melemparkan bola terakhir, membalikkan angka kemenangan bagi timnya, dan menjadikannya seorang legendaris. Saat mengenang kembali pengalamannya, Jordan berkata, "Setelah shot tersebut, karir saya berubah, saya tidak akan pernah takut lagi!"
   Coba bandingkan dengan mereka yang pesimistis. Mungkin tatkala melihat skornya sudah kalah jauh dan waktu tinggal hitungan detik, mereka sudah menyerah dan berpikir tentang kekalahan. Mereka mungkin memikirkan akan membalas di pertandingan berikutnya. Itulah kata hati seorang pesimistis.
   Namun, para optimistis selalu berpikir, kalau masih ada waktu biarpun hitungannya detik, tidak perlu menunggu lain waktu untuk membalas. Tunjukkan perlawanan terbaik sekarang. Dan kalaupun kalah, tidak akan terlalu sia-sia. Tidak mengherankan kalau dikatakan mereka yang optimistis biasanya didekati oleh dewi keberuntungan, atau kalaupun kalah, mereka cepat pulih kembali.
   Sementara itu, orang pesimistis banyak mengalami kesialan karena usahanya yang setengah-setengah serta lebih sulit bangkit karena terbelenggu oleh ratapannya pada kegagalan.
   Pembaca, mungkin ada di antara kita yang masih jauh dari target maupun goal Anda. Entah itu target organisasi, sasaran tim Anda ataupun target pribadi Anda. Namun, belajarlah dari Napoleon, belajarlah dari Michael Jordan. Tetaplah optimistis dan dengan tekad yang bulat ambil langkah untuk melalukan sesuatu. Selama peluit permainan belum ditiup, seperti diungkap Maradona, pemain sepak bola legendaris, berarti permainan belumlah usai. Masih ada kesempatan. Hanya saja dibutuhkan bara api optimisme luar biasa sehingga tetap menggerakkan otot-otot kita untuk terus bertindak hingga akhir garis finis kita.

Miskin itu indah .... Miskin itu nikmat .... Miskin itu motivasi .....


 Catatan kali ini tidak lagi menyinggung masalah sosial politik, ranah hukum ataupun usaha 'pencitraan' seseorang. Tetapi catatan kali ini hanya mewakili sekelumit kisah nyata masa kecil saya .....

   Miskin (harta) itu bukan suatu dosa, miskin itu bukan suatu penyakit menular yang mana dengan keadaan miskin, kita tidak dapat bergaul dengan kalangan yang sama, ataupun 2 (dua) kalangan di atasnya ; kalangan menengah dan atas. Sangat mudah menjalani hidup dari miskin menjadi kaya, akan tetapi dapat dengan mudahkah orang yang dulunya kaya kemudian dengan tiba-tiba menjadi miskin? Kalaupun ada, perbandingan yang muncul akan sangatlah kecil.
   Dulu ketika kami harus bergulat dengan kemiskinan, tidak banyak keinginan menghampiri, selain bagaimana menyiasati kemungkinan untuk dapat bertahan hidup. Masih terngiang ayah berkata ; "Putarlah otakmu dengan memaksimalkan telinga, mata, mulut, tangan dan kakimu."
   Tak banyak yang bisa aku dapat tentang makna kata-kata ayah. Baru setelah kami bisa melewati masa sulit, kebenaran kata-katanya termaknai dengan mudah. Contohnya saja di saat ada ketrampilan sekolah, dimana kami tidak punya uang untuk membeli bahan, berputarlah otak untuk mendaur ulang bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Dengan demikian saya telah memutar otak dengan memaksimalkan telinga, mata, mulut, tangan dan kaki. Otak untuk berpikir, telinga dan mata untuk mendengar dan melihat bebagai peluang ketrampilan yang bisa saya buat. Mulut untuk bertanya, tangan untuk bekerja dan kaki untuk melangkah kepada hal-hal yang baik. Contoh yang lain,  ketika kami harus memaksimalkan lahan halaman menjadi sumber makanan kami sehari-hari, bahkan menjualnya jika kami rasa lebih.
   Miskin telah mengajarkan banyak hal ketika itu. Entrepreneur alami, belajar manajemen sampai pada sales marketing.
   Jika kala itu ada anak yang memprotes apa yang telah diberi kedua orangtuanya, bagi kami, jangankan memprotes, bisa bertahan hidup tanpa bantuan orang lain sudah sangat kami syukuri. Otak kami tersedot untuk menjadi seseorang yang lebih maju, melangkah setapak demi setapak untuk kemudian berlari menjauh dan menggapai masa depan yang lebih baik lagi .....
   Nah, inilah bukti bahwa miskin itu indah yang kemudian membawa suatu nikmat untuk disyukuri dan pada akhirnya memunculkan motivasi untuk maju.

"Tidak ada yang salah dengan kemiskinan kita. Kemiskinan hanya sekedar keadaan, tapi orang yang menilai arti kemiskinan itu yang terkadang salah dalam menilai ......





Hasil renungan pada hari Raya Idul Adha 1431 H.
Ã…rhus Denmark, 16 November 2010.

HANYA TUHAN YANG TAHU


Kisah ini bermula dari tempat kos di belakang rumah ...
Dua diantara penghuni kamar kos kuketahui di kemudian hari bahwa mereka adalah "anak malam". Beberapa orang yang kuanggap lebih pandai dalam menafsir Qur'an dan Hadist memberikan berbagai jawaban. Ada yang memberi jawaban bahwa uang yang kuterima dari mereka adalah "haram" dan secara langsung atau tidak langsung akan ber "efek" buruk pada keluarga. Tetapi ada pula yang memberi nasehat bahwa selaku manusia, kita tidak berhak untuk mengadili sesama manusia, dan menambahkan bahwa apakah dengan "menolak" akan menyadarkan mereka??
Bismillahirrahmaanirrahim .... kuturuti kata hati. Aku mempunyai pendapat yang sama dengan pendapat kedua.
Waktu terus berjalan. Aku tidak ingin menilai seseorang. Aku hanya berusaha untuk meraih "mereka", mensejajarkan mereka sama dengan penghuni kos yang lain. Pada saat "mereka" mempunyai masalah dan sharing, aku berusaha mendengar, kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menyutikkan hal-hal positif (teori jarum suntik di ranah ilmu komunikasi), tanpa harus menggurui seolah-olah aku adalah yang paling benar. Aku masih ingat ;
“Sumber malapetaka terbesar adalah sikap sombong. Pangkal kesombongan adalah menerima anugerah ALLAH berupa ILMU, HARTA dan KEKUASAAN, tetapi tdk bersyukur. Maka dampingilah rasa syukurmu terhadap nikmat ALLAH dengan perasaan takut akan dicabutnya nikmat-nikmat ALLAH. Bila rasa takut itu telah menyatu dalam hatimu, maka tidak ada ruang lagi bagi hatimu untuk berbangga atas pujian-pujian manusia yang merupakan bibit dari kesombongan.”
Tidak mudah memang. Tanpa pertolongan dan RidhoNya, mungkin hal ini tidak akan terjadi.
Bulan lalu, satu diantara mereka kembali ke desa setelah membeli sawah, sapi dan kambing (SUBHANALLAH). Akhirnya jalan lurus yang dia pilih (dan aku tetap berdoa semoga jalan ini yang tetap ia pilih).
Bulan ini, giliran yang "satu" lagi (ALLAHU AKBAR). Dia terinspirasi oleh bisnis restauran dan laundry aku. Alhamdulillah .... (dan kembali aku berdoa semoga jalan ini yang tetap ia pilih).
Satu yang pasti bahwa hal ini tidaklah instan dan butuh proses.
Sahabat Menasehati : "Sesungguhnya kedudukan mulia dihadapan manusia yg kita raih saat ini BUKANLAH karena kemuliaan kita TAPI semua terjadi karena Allah Ta'ala masih berkenan MENUTUPI AIB-AIB kita… ALLAHUAKBAR!!!”


7 "Keajaiban" Kebiasaan Orang Indonesia Di Mata Orang Denmark






  Banyak orang Danish yang masih sering terheran-heran dengan kebiasaan orang Asia atau Indonesia yang tinggal di sini. Kebanyakan mereka adalah suami atau istri dan keluarganya yang bersaudara dengan orang Indonesia yang kebetulan masuk sebagai anggota keluarga mereka.
   Adapun 7 keajaiban (kebiasaan) orang Indonesia yang mereka anggap ga'  lazim (aneh), diantaranya : 
  1. Kalo terima undangan makan dari orang Indonesia, makanannya "kemaruk" alias sangat banyak. Yang diundang 5 kepala, yang disajikan 10 kepala. Hehehe, kebiasaan orang Indonesia, menghitung pake rumus undangan kondangan. 1 Undangan berarti 2 kepala :)
  2. Makan pakai tangan, dan kadang kalau lupa cuci tangan ... walah, untuk urusan yang satu ini, orang Denmark akan mulai ngoceh soal "hygenitas" :)
  3. Kebiasaan "bungkusin" makanan. Untuk bagian ini, deretan meja para lelaki pasti berbisik, "Tuh lihat kebiasaan Indonesia dibawa juga sampai di Denmark"  ... :) 
  4. Kebiasaan saling berkunjung dan makan bersama, walau yang berkumpul itu bukan teman-teman dekat banget, yang penting sama-sama orang Indonesia :)
  5. Kalau udah ketemu orang Indonesia lainnya, cepat banget langsung nyambung ngobrol sampai lupa segala-galanya, padahal baru ketemu atau cuma kenal via Facebook.
  6. Dalam setiap pertemuan, kayaknya sudah menjadi kebiasaan para orang Indonesia bertukar souvenir meskipun itu hanya berupa buku, atau yang lainnya. Tapi di mata orang Denmark, ini suatu kebiasaan yang aneh, hehehe ...
  7. Kebiasaan takut sama sinar matahari karena takut jadi hitam. Karena kebanyakan orang Denmark sendiri benci sama warna kulit mereka yang pucat. Kebalikan sama motto wanita Indonesia yang lebih menyukai kulitnya mulus dan putih :D


BEDA BECAK DI INDONESIA DAN BECAK DI DENMARK

Have been suprised when to knew there is BECAK also in DENMARK




BERUSAHA UNTUK PENCAPAIAN HIDUP YANG OPTIMAL (terjemahan) optimal


Setiap orang mungkin akan mendambakan masa depan yang lebih baik ; kesuksesan dalam karir, rumah tangga dan hubungan sosial. Namun seringkali kita merasa terbentur oleh berbagai macam kendala. Dan ironisnya, kendala terbesar justru datang dari diri kita sendiri, yang menjadi musuh terbesar kita. Ada tujuh langkah yang Joel Osteen sarankan untuk menantang kita keluar dari pola pikir yang sempit dan mulai berpikir dengan paradigma yang baru.


  1. Langkah pertama adalah perluas wawasan. Bahwa Anda harus memandang kehidupan ini dengan mata iman, pandanglah dirimu sedang melesat ke level yang lebih tinggi. Anda harus memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan Anda raih. Gambaran ini juga harus menjadi bagian dari diri, didalam benak, dalam percakapan, meresap ke pikiran alam bawah sadar, dalam perbuatan dan dalam setiap aspek kehidupan Anda.
  2. Langkah kedua adalah mengembangkan gambar diri yang sehat. Itu artinya Anda harus melandasi gambar diri diatas apa yang Tuhan katakan tentang Anda. Keberhasilan Anda meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana Anda memandang diri sendiri dan apa yang Anda rasakan tentang diri Anda. Sebab hal itu akan menentukan tingkat kepercayaan diri Anda dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa Anda tidak akanpernah melesat lebih tinggi dari apa yang Anda bayangkan mengenai diri Anda sendiri.
  3. Langkah ketiga adalah temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataan Anda. Target utama serangan musuh adalah pikiran yang ada diri Anda sendiri. Ia tahu sekiranya ia berhasil mengendalikan dan memanipulasi apa yang Anda pikirkan, maka ia akan berhasil mengendalikan dan memanipulasi seluruh kehidupan Anda. Pikiran menentukan prilaku, sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan.
  4. Langkah keempat adalah melepaskan masa lalu. Membiarkan masa lalu itu pergi. Anda mungkin saja telah kehilangan segala yang tidak seorangpun patut mengalaminya dalam hidup ini. Jika Anda ingin hidup berkemenangan , Anda tidak boleh memakai trauma masa lalu sebagai dalih untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk saat ini. Anda harus berani tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan atas sikap buruk selama ini, atau membenarkan tindakan Anda untuk tidak mengampuni seseorang.
  5. Langkah kelima adalah menemukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipun Anda harus bersikap :" Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapi saya tidak akan terus tinggal dibawah sana." Kita semua menghadapi tantangan dalam hidup ini. Kita semua juga pasti mengalami hal-hal yang datang menyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup berkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.
  6. Langkah keenam adalah memberi dengan sukacita. Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri. Sebab kita tahu bahwa Allah SWT memang menginginkan yang terbaik buat kita. Allah SWT ingin kita makmur, menikmati kemurahanNya dan banyak lagi yang Allah SWT sediakan buat kita. Namun kadang kita lupa dan terjebak dalam prilaku mementingkan diri sendiri. Sesungguhnya kita akan mengalami lebih banyak sukacita dari yang pernah dibayangkan apabila kita mau berbagi hidup dengan orang lain.
  7. Langkah ketujuh adalah memilih untuk berbahagia hari ini. Anda tidak harus menunggu sampai semua persoalan terselesaikan. Anda tidak harus menunda kebahagiaan sampai Anda mencapai semua target sasaran. Percayalah, Allah SWT ingin kita berbahagia, apapun kondisi kita, dan sekarang juga !


( Dikutip dari : Mencapai potensi hidup yang maksimal by Joel Osteen)

TRYING TO ACHIEVE OPTIMUM LIFE


Each person will probably crave a better future; success in career, household and social relationships. But often we feel hit by various constraints. And ironically, the biggest obstacle is coming from ourselves, who became our greatest enemy. There are seven steps that Joel Osteen would suggest to challenge us out of the narrow mindset and start thinking with a new paradigm.


  1. The first step is to expand horizons. That you have to look at life with eyes of faith, look at yourself being bolted to a higher level. You must have a clear mental picture of what you will achieve. These figures should also be part of the self, in the mind, in conversation, seep into the subconscious mind, in deed and in every aspect of your life.
  2. The second step is to develop a healthy self image. That means you must underlie a picture of yourself on what God says about you. The success you achieve your goals depends on how you look at yourself and what you feel about yourself. Because it will determine your level of confidence in the act. The fact that you do not akanpernah shot higher than what you think about yourself.
  3. The third step is to discover the power behind your thoughts and words. The main target of enemy attack is thought that there yourself. He knew if he had managed to control and manipulate what you think, then he would successfully control and manipulate all your life. Determine the attitude of mind, attitude and self image. The mind set goals.
  4. The fourth step is to let go of the past. Let the past go. You may have lost everything that no one should experience it in this life. If you want to live victoriously, you should not be wearing the trauma of the past as an excuse to make bad choices today. You should dare not make the past as an excuse for bad manners during this, or justify your actions to not forgive someone.
  5.  The fifth step is to find the strength in the worst circumstances you should be: "I may have fallen several times in this life, but I will not continue to stay down there." We all face challenges in life. We all must have experienced the things that come to attack us. We may be imposed from the outside, but the key to living victoriously is learning how to rise again from the inside.
  6. The sixth step is to give with joy. One of the biggest challenges we face is the temptation to live selfish. For we know that Allah does want the best for us. Allah wants us to prosper, to enjoy the grace and many more that Allah provided for us. But sometimes we forget and get caught up in selfish behavior. Indeed we will experience more joy than ever imagined when we want to share life with others.
  7. The seventh step is to choose to be happy today. You do not have to wait until all the issues resolved. You do not have to postpone happiness until you reach all the target goals. Believe me, Allah wants us to be happy, whatever our condition, and right now!



   (Quoted from: Achieving the maximum potential life by Joel Osteen)




LOVE ALLAH SWT




Maafkan aku karena tidak sempurna
Bismillahirrohmanirrohiiim......
Hidup di dunia ini cuma tinggal sebentar lagi... dan mungkin besok tak mungkin ada kesempatan untuk ku kecap lagi. Bila duka, bila senang, aku mohon dengan sangat padaMu .... agar hati kembali kepada pemiliknya. Waktu yang berlari, tidak akan pernah kembali kepadaku lagi. Bila perih, bila sedih, airmata ini bukanlah segalanya. Hanya padaMu Ya Allah aku selalu berserah. Hanya padaMu Ya Allah aku selalu berpasrah. Karena kutahu segalanya bergantung padaMu Ya Illahi, Dan kutahu jua, hanya PadaMu semua akan bermuara. Ya Allah, Tuhan yang menguasai hati. Aku telah lupa sentiasa bersalah. Hanya padaMu hatiku ini ingin kembali. Jangan biarkan aku sesat dan teraniaya karena perbuatanku sendiri. Jika tanpa ampunanMu, jika tanpa rahmat dan cintaMu, sesungguhnya akulah insan paling rugi di dunia dan akhirat. Ya Tuhanku yang Maha Mengampuni, tiadalah tempat untuk aku kembali dan rujuki selainMu Ya Robbi ... aku yang lemah dan tiada daya upaya, hanya padaMu aku benar-benar berharap. Bantulah aku pelihara diriku Ya Robbi, bantulah aku menjaga perbuatan, perkataan, pendengaran, dan penglihatan wahai Tuhan yang Maha Memelihara. Peringatilah aku saat aku tersalah dengan teguran belas kasihanMu Ya Rahiim. Ampuni aku Ya Allahku, aku ini hambaMu yang bodoh lagi tidak sempurna... Maafkan aku sahabat-sahabatku dunia dan akhirat kerana ketidaksempurnaanku .....

Wass.
Yang tak pernah luput dari dosa dan khilaf KHAKA ... senyum selalu ...

SUARA YANG DIDENGAR MAYAT

"Ada satu email dari seoarang sahabat beberapa tahun lalu yang selalu mengingatkan saya. Dan sekarang saya akan membaginya dengan Anda."

Yang akan mengikuti kita setelah kita meninggal dan menjadi mayat adalah 3 (tiga) perkara, antara lain :

Keluarga, Hartanya, dan Amalnya.      
Ada Dua Yang Kembali Dan Satu akan Tinggal Bersamanya ;
Keluarga Dan Hartanya Akan Kembali      
Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.

Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad ...
Terdengarlah Dari Langit Memekik,
 "Wahai Fulan Anak Si Fulan..      
Apakah yang Telah Meninggalkan Dunia,    
Atau Dunia Yang Meninggalkanmu      
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan,    
Atau Kekayaan Yang Telah Menumpukmu Dunia,    
Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu      
Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia,      
Atau Dunia Yang Telah Menguburmu."

Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat,
Mengapa Kini Terkulai Lemah Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih,
Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar,
Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia,
Mengapa Kini Raib Tak Bersuara"

Ketika Mayat Siap Dikafan...
Suara Dari Langit Terdengar Memekik,
 "Wahai Fulan Anak Si Fulan
Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha
Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah
Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan
Nun Jauh Tanpa Bekal
Kau Telah Keluar Dari Rumahmu
Dan Tidak Akan Kembali Selamanya
 Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan
Yang Penuh Pertanyaan."

Ketika Mayat Diusung...
Terdengar Dari Langit Suara Memekik
Wahai Fulan Anak Si Fulan....
Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan
Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat
Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat. "

Ketika Mayat Siap Dishalatkan ....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik,
" Wahai Fulan Anak Si Fulan ...
Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan,
Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat,
Apabila Baik, Maka Kau Akan Melihatnya Baik,
Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk. "

Ketika Mayat Dibaringkan Di Liang Lahat ...
Terdengar Suara Memekik Dari langit,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan....
Apa yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia,
Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini,
Wahai Fulan Anak Si Fulan ...
Dahulu Kau Tertawa,
Kini Dalam Perutku Kau Menangis,
Dahulu Kau Bergembira,
Kini Dalam Perutku kau Berduka,
Dahulu Kau Bertutur Kata,
Kini Dalam Perutku Kau Bungkan Seribu Bahasa. "

Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian....
Allah Berkata Kepadanya
 "Wahai Hamba-Ku.....
Kini Kau Tinggal Seorang Diri,
Tiada Teman Dan Tiada Kerabat,
Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap..
Mereka Pergi Meninggalkanmu.. Seorang Diri..
Padahal,
Karena Mereka Kau Pernah Langgar Perintahku
Hari Ini ....
Akan Kutunjukan Kepadamu Kasih Sayang-Ku,
Yang Akan Takjub Seisi Alam
Aku Akan Menyayangimu
Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya".

Kepada Jiwa-jiwa yang tenang  Allah Berfirman,
Wahai Jiwa Yang Tenang,
Kembalilah Kepada Tuhanmu,
Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya,
Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba-Ku, Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku"

Semoga Kematian akan menjadi pelajaran yang berharga  bagi kita dalam menjalani hidup ini. Rasulullah SAW. menganjurkan kita untuk senantiasa mengingat mati (maut) dan dalam sebuah hadistnya yang lain, beliau bersabda "wakafa bi almauti wa'idha", artinya, cukuplah mati itu akan menjadi pelajaran bagimu!

Semoga bermanfaat bagi kita semua, Amiin....


MASIH ADAKAH RASA MALU INI


Malu .... selalu rasa itu menggelayut dalam hatiku. Betapa tidak, diantara bertubi cobaanNya, berapa nikmat yang telah aku rengkuh? Banyak ... sangat banyak. Aku masih sehat, berpikir dan bernafas sampai detik ini sudah merupakan anugrah terbesarMu. Aku harus sangat bersyukur.
Malu rasanya jika aku selalu meminta dan menuntut untuk pencapaian hidup yang lebih baik, sementara banyak kaumku hidup berkekurangan. 
Malu rasanya jika aku masih bisa tertawa lepas, sementara masih banyak kaum yang menangis. 
Malu rasanya jika perut ini selalu menuntut makanan yang lebih enak, sementara banyak kaum yang berusaha keras untuk sekedar bisa makan. 
Malu rasanya menuntut sebuah rumah yang lebih layak lagi, sementara banyak kaum yang tidur hanya beralas bumi dan beratapkan langit. 
Malu rasanya ......
Dan aku sangat bersyukur bahwa Engkau masih memberiku rasa malu ini ....

ENAM WASIAT IMAM GHAZALI



SUBHANALLAH ... 
Suatu hari, Imam Al Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu sang Imam bertanya :



1. “Apa yang PALING DEKAT dengan diri kita di dunia ini ?”
Murid-muridnya menjawab: “Orang tua, guru, kawan dan sahabatnya”. 
Imam Ghazali menjelaskan, “Semua jawaban itu benar. Tapi yang paling dekat dengan kita adalah  “MATI”. Sebab itu memang janji Allah SWT bahwa dalam Surah Ali 'Imran ayat 185.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.
Maut bisa datang menjemputmu sewaktu-waktu tanpa kita tahu, dimanapun kamu bersembunyi, maut tetap akan datang menghampirimu tanpa kamu tahu kapan itu terjadi. Tapi ingat pula sabda Rasululloh saw :“Janganlah kamu takut mati karena pasti terjadi, janganlah kamu minta mati datang kepadamu dan janganlah kamu berbuat yang mendekatkan dirimu dengan mati”.
Lalu Imam Ghazali meneruskan dengan pertanyaan yang kedua ;

2. “Apa yang PALING JAUH dari diri kita di dunia ini ?”.
Murid-muridnya menjawab: “Negeri Cina, bulan, matahari dan bintang-gemintang”.
Lalu Imam Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban itu benar. Tapi yang paling benar adalah “MASA LALU”.
Walau dengan cara apapun kita tidak pernah akan dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kamu harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang menjadi lebih baik dari hari sebelumnya dan isi dengan beribadah kepada Allah SWT dan berbuatlah baik kepada sesama manusia agar kamu selamat.

3. “Apa yang PALING BESAR di dunia ini ?”.
Murid-muridnya menjawab: “Gunung, bumi, matahari”.
Lalu Imam Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban itu benar. Tapi yang paling benar adalah “NAFSU
Firman Allah SWT dalam Surah Al A'raf ayat 179,
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi”.
Kemarahan, perzinahan, pencurian, perkelahian, peperangan dan pembunuhan, semua dimulai dari “nafsu” yang tidak terkendali. Oleh karena itu berhat-hatilah dengan nafsu-mu, jangan sampai nafsu membawa kamu ke neraka.

4. “Apa yang PALING BERAT di dunia ini ?”
Murid-muridnya menjawab: “Besi, gajah”.
Semua jawaban itu benar. Tapi yang paling berat adalah “MEMEGANG AMANAH
Firman Alloh SWT dalam surah Al Ahzab:72.
”Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah tsb, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena tidak dapat memegang amanahnya.”
Memegang amanah itu berat, dan siapa yang berkhianat dan tidak memegang amanah, ialah orang munafik.

5. “Apa yang PALING RINGAN di dunia ?”
Ada yang menjawab: “Kapas, angin, debu dan dedaunan”.
Semua itu benar, kata Imam Ghazali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah “MENINGGALKAN SHALAT”.
Gara-gara cinta kepada lawan jenis, cinta kepada dunia (kekayaan), keluarga, pekerjaan kamu dengan ringan meninggalkan sholat, gara-gara bermusyawarah kamu dengan ringan meninggalkan shalat.

6. “Apakah yang PALING TAJAM di dunia ?”
Murid-muridnya menjawab serentak: “Pedang !”
Imam Ghazali membenarkan, tapi yang paling tajam adalah “LIDAH MANUSIA”.
Karena melalui lidahnya, manusia bisa melukai dan menyakiti hati saudara dan tetangganya sendiri. Luka akibat pedang masih bisa diobati, tapi luka kerena lidah kemana obat akan dicari.


Dari berbagai sumber

SEMENIT SAJA


Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000
apabila dibawa ke masjid
untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah selama lima
belas menit namun
betapa singkatnya kalau kita melihat film.

betapa sulitnya
untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun
betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman
tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya
apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun
kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.

Betapa sulitnya
untuk membaca satu lembar Al-qur'an tapi
betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya
orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun
lebih senang berada di saf paling belakang ketika berada di Masjid

Betapa Mudahnya
membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun
alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.

Betapa sulitnya
untuk menyediakan waktu untuk sholat 5 waktu, namun
betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada
saat terakhir untuk event yang menyenangkan.

Betapa s ulitnya
untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam al qur'an, namun
betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.

Betapa mudahnya
kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun
betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci Al-Quran.
Betapa Takutnya kita apabila dipanggil Boss dan cepat-cepat menghadapnya namun betapa kita  berani dan lamanya untuk menghadapNya saat kumandang azan menggema.

SOUVENIR AYAHKU PART II

  Suatu ketika dengan wajah termangu dan guratan yang teramat sedih, ayahku duduk di atas kursi kesayangannya yang tidak bisa lagi dikatakan empuk waktu itu. Aku yang juga baru pulang sekolah dan baru melepas sepatuku menjadi terheran-heran.
   "Ada kejadian seru di sekolah tadi, Ayah?"
   Helaan napas panjangnya terdengar, "Hari ini torehan dosa teramat besar telah Ayah lakukan. Menghardik keras anak yatim ...."
   Aneh, pikirku waktu itu. Aku segera duduk di hadapannya. Ayahku yang biasanya menggunakan satu jam istirahatnya dengan tidur sejenak untuk memulai kembali rutinitas mengajarnya, hari itu hanya diam termangu.
   Ya, dia ayahku. Mulai aku lahir sampai aku keluar dari rumah untuk merajut impian masa depanku, Dia ayahku, seorang guru matematika sederhana. Si "Oemar Bakrie" dengan sepeda "kumbangnya".
   Kalau sekarang ayah tahu keadaan para pendidik sudah sangat terbantu dengan adanya "sertifikasi", mungkin dia akan menjadi salah satu peserta sujud syukur massal meski akan dia lakukan di atas sajadah kumalnya.
   Ayahku, hampir setiap hari mengajar di Muhammadiyah, sekolah swasta milik Yayasan Muhammadiyah di kotamadya Probolinggo, Jawa Timur. SMP, SMA, dan SMEA (istilah pada saat itu). Hhhmm, seandainya waktu itu ada bantuan subsidi silang intern yayasan Muhammadiyah, pastilah secara rutin gaji ayah akan terpenuhi. Tidak di "hutang" secara berkala oleh pihak sekolah karena kesulitan keuangan. Seperti membayar kredit di BTN.
   Ya, ayahku memang sering tidak menerima gaji bulanannya secara intens. Entahlah, yang tak kumengerti, dia tetap rajin menjalankan profesinya, mendidik dan membagi ilmu yang dia punya secara profesional dan kedisiplinan waktu.
   Kata ayah, mengajar di Muhammadiyah adalah tabungan yang dia lakukan untuk masa depannya di akherat. Sementara mengajar anak-anak keturunan "Cina" secara private (pribadi) adalah perjuangan dia untuk keluarganya di dunia.
   "Kuhardik anak ini karena ibunya ... " suara parau ayah membuatku terhenyak. "Ya, ibunya hanya seorang pembantu sejak suaminya meninggal. Sang ibu hanya ingin anaknya bisa menyelesaikan sekolah menengahnya."
   "Terus?" hanya itu kalimat yang dapat meluncur dari bibirku saat itu.
   "Beberapa minggu ini sang anak tidak mau masuk sekolah hanya karena keinginan memiliki sebuah sepeda motor yang tak bisa ibunya penuhi", ucapan ayah mulai meninggi.
   "Hampir kutampar dia. Bukan karena ayah marah, tapi karena rasa iba ayah pada ibunya yang berjiwa besar melanjutkan tanggung jawab almarhum suaminya membesarkan anak-anaknya ... "
   Ya, moment itu masih tergambar dan terngiang jelas pada diriku hingga saat ini. Dan entah karena kejadian itu, doa ayahku sebagai guru "kesayangannya", atau doa tulus ikhlas ibunya, dia dapat lulus dan bahkan mengalahkan teman satu kelas yang selalu menempati ranking 3. Entahlah, ayah juga heran waktu itu.
   Satu yang menjadi patokanku hingga kini. Kalau ayah bisa membagi hidupnya, dunia dan akherat seperti itu, haruskah aku "congkak" dengan keadaan yang sudah kuanggap sangat "luar biasa" ini?
   Allah SWT sungguh pemurah. Dan dengan kemurahanNya, Dia bagikan hari Raya kepadaku, setelah sekian lama berpuasa menjalani masa anak-anak dan masa remajaku dengan hidup penuh kesederhanaan. Sangat!


Aarhus - Denmark, 25 Maret 2012